etika Rasullullah saw pertama kali datang ke Madinah, masyarakat berebut untuk mengarahkan kendali unta beliau untuk menuju rumah-rumah mereka. Kemudian Rasul bersabda,
“Wahai manusia, biarkan unta ini berjalan karena ia hanya melaksanakan perintah. Dimanapun ia berhenti, maka disitulah aku akan tinggal.”
Penduduk Madinah memberi jalan untuk unta itu sementara hati mereka berharap Rasulullah saw berhenti didepan rumah mereka. Tapi tak disangka-sangka, unta ini berhenti didepan rumah Abu Ayyub Al-Anshari, sementara ia adalah orang termiskin di kota ini.
Mereka menyesal karena rumah mereka tidak terpilih sebagai tempat singgah Rasulullah saw. Tapi apa daya, semua ini adalah kehendak Allah swt. Lalu Abu Ayyub segera memanggil ibunya,
“Ibu.. Bukalah pintunya, telah datang pemimpin umat manusia, Muhammad Al-musthofa.”
Ibunya adalah wanita tua yang buta, ia segera keluar dan membukakan pintu lalu berkata,
“Selamat datang wahai manusia termulia. Selamat datang wahai penghulu para Nabi. Oh malangnya nasibku, andai aku memiliki mata yang bisa melihat wajah tuanku Rasulullah saw.”
Melihat wanita tua itu, Rasul meminta izin kepada Abu Ayyub untuk mengusapkan tangannya di wajah ibunya. Dan Subhanallah, saat itu pula wanita itu dapat melihat dan wajah pertama yang dilihat adalah wajah manusia termulia, Habibul Mustofa saw.
Coba bayangkan, bagaimana Rasulullah menjaga perasaan penduduk Madinah dengan tidak memilih salah satu rumah mereka. Beliau membiarkan unta terus berjalan dan akan singgah dimana unta itu berhenti, karena tunggangan ini sedang dibimbing oleh Allah swt. Sehingga tak ada yang merasa iri dengan keputusan beliau.
Kemudian lihatlah, unta itu berhenti dirumah termiskin di kota ini. Kisah ini memberi pelajaran berharga untuk tidak merendahkan orang-orang miskin. Tidak ada yang tau jika mereka memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allah.
Jangan pernah mengukur kemuliaan seseorang dari hartanya. Sungguh celaka orang yang menghormati orang lain hanya karena harta semata. Jangan pernah menyakiti hati orang-orang miskin, karena disitu ada Kemurkaan Allah swt.
*Selengkapnya, bisa klik di sini