Diceritakan seorang ulama yang bernama Abdullah. Selain mengajar beliau juga berprofesi sebagai penjahit. Sautu hari ia menerima pesanan jahitan seorang yang beragama Majusi atau penyembah api. Setelah baju itu selesai, Abu Said menerima upah. Sayang uang tersebut ternyata palsu.
Setelah beberapa lama, orang Majusi itu menjahit baju lagi. Ketika akan membayar, Abu Said kebetulan keluar. Muridnya yang menerima upah itu. Namun si murid menolaknya karena tahu bahwa uang yang diberikan adalah palsu. Bahkan si murid menyerahkan orang Majusi itu ke peneliti uang.
Saat terjadi perdebatan, Abdullah datang dan menemui muridnya seraya berkata,”Mana baju orang Majusi itu ?”
Mendengar perintah itu, si murid menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Mendengar hal itu, Abdullah berkata kepada muridnya,” Buruk yang kau lakukan. Sudah beberpa kali dia berpelilaku seperti itu terhadapku. Dan aku sabar. Uang palsu itu aku lemparkan ke sumur agar tidak menimbulkan bahya bagi orang lain.”