Iman kepada Nabi dan Rasul adalah salah satu dari rukun iman dalam Islam. Mengenai hal ini, Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 285, “Demikian pula orang-orang yang beriman, semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan Kami taat.”
Maka penting kiranya mengetahui tentang benarkah Nabi dan Rasul hanya 25?
Dalam ilmu tauhid sering dikenalkan nama-nama 25 Nabi dan Rasul. Ke-25 orang tersebut adalah manusia orang yang diangkat oleh Allah menjadi Nabi sekaligus Rasul, dan disebutkan dalam al-Qur’an. Nama ke-25 Nabi dan Rasul tersebut adalah: Nabi Adam; Nabi Idris; Nabi Nuh; Nabi Hud; Nabi Soleh; Nabi Ibrahim; Nabi Luth; Nabi Isma’il; Nabi Ishaq; Nabi Ya’qub; Nabi Yusuf; Nabi Ayyub; Nabi Syu’aib; Nabi Harun; Nabi Musa; Nabi Ilyasa; Nabi Dzulkifli; Nabi Dawud; Nabi Sulaiman; Nabi Ilyas; Nabi Yunus; Nabi Zakaria; Nabi Yahya; Nabi Isa; Nabi Muhammad.
Namun, sebenarnya jumlah Nabi dan Rasul tidaklah hanya 25 saja. Nama ke-25 nabi dan rasul di atas wajib diketahui sebab hanya itu yang disebutkan di dalam al-Qur’an. Maka mungkin ada yang pernah mendengar sosok seperti Nabi Khidir, Nabi Sam’un dan Nabi Samuel. Di luar 25 Nabi tersebut, ada banyak Nabi dan Rasul yang tidak diungkapkan oleh Al-Qur’an. Allah berfirman dalam surat al-Nisa’ ayat 164:
وَرُسُلا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Artinya:
“Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.”
Dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan, bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah Nabi dan Rasul. Dan pendapat yang masyhur jumlah Nabi adalah 124.000, dan jumlah Rasul adalah 313. Sedangkan menurut Imam al-Baijuri, yang tepat adalah berhenti untuk menentukan jumlah Nabi dan Rasul. Sebab hal itu dapat berakibat mengklaim orang yang bukan Nabi dan Rasul menjadi Nabi dan Rasul, serta sebaliknya.
Mengenai predikat Nabi dan Rasul, ulama berbeda pendapat. Ada yang menyatakan keduanya adalah sama, ada yang menyatakan berbeda. Beberapa menyatakan bahwa Nabi adalah manusia yang diberi wahyu namun tidak diperintah untuk menyampaikan wahyu tersebut, sedang Rasul adalah manusia yang diberi wahyu dan diperintah untuk menyampaikan wahyu tersebut.
Walhasil, berdasar surat al-Nisa’ di atas, ada utusan-utusan Allah yang sengaja oleh Allah tidak diceritakan dalam al-Qur’an. Maka bisa saja di zaman lampau ada orang-orang yang arif bijaksana, beriman kepada Allah meski berbeda dengan umat Nabi Muhammad dalam menjalankan syariat, dan mereka adalah rasul Allah yang mulia. Sehingga kita perlu berhati-hati, tidak memandang mereka sebagai manusia rendah yang tak mengenal Islam.