Nabi Ibrahim adalah salah satu dari para rasul yang mempunyai gelar ulul `azmi. Gelar ini adalah gelar yang dimiliki oleh nabi yang mempunyai ketabahan dan kegigihan yang luar biasa dalam menjalankan dakwahnya. Dari 124.000 nabi yang pernah diutus Allah ke bumi, hanya 5 nabi saja yang mempunyai gelar ulul azmi, Yaitu Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW. Gelar ini adalah gelar agung yang diberikan Allah kepada hambanya.
Selain itu, Nabi Ibrahim juga mempunyai gelar spesial untuk dirinya, yaitu Khalilullah. Khalilullah bemakna sebagai kekasih Allah. Gelar yang mulia ini beliau dapatkan bukan tanpa sebab. Dalam kitab Nashoihul Ibad, diterangkan bahwa setidaknya ada tiga sebab mengapa Nabi Ibrahim mendapatkan gelar ini. Berikut adalah ketiga sebab tersebut:
Pertama, Nabi Ibrahim selalu mendahulukan perintah Allah daripada perintah lainnya. Layaknya kepada seorang kekasih, Nabi Ibrahim selalu mendahulukan kepentingan Allah daripada yang lain. Hal ini tercermin ketika Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk menyembelih anaknya sendiri, Ismail.
Sebelum kelahiran Ismail, Nabi Ibrahim sangat mendambakan seorang anak. Namun hingga berpuluh-puluh tahun beliau belum dikaruniai anak. Pada akhirnya beliau meminta izin kepada istrinya, Sarah, untuk menikah kedua kalinya dengan Hajar.
Dari pernikahan ini lahirlah Nabi Ismail. Hingga saat menginjak masa remaja, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak kesayangannya itu. Tanpa pikir panjang, beliau menjalankan perintah Allah. Dengan kuasa Allah, Nabi Ismail diselamatkan Allah dan diganti dengan domba.
Konon, ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk khitan, beliau langsung memotong kulup-nya sendiri dengan kapak. Beliau tidak menggunakan pisau atau alat tajam lainnya padahal beliau memilikinya. Beliau mengatakan, “Ketika perintah itu datang, yang ada di dekatku hanyalah kapak. Maka aku langsung memakainya untuk sunat. Ketika aku mencari-cari alat yang lain, aku khawatir akan digolongkan ke dalam orang-orang yang suka menunda perintah-Nya.”
Kedua, Nabi Ibrahim selalu tawakal kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim adalah seorang yang kaya raya pada zamannya. Konon, beliau mempunyai 12000 binatang ternak. Namun kekayaanya itu tidak membuat beliau lupa kepada Allah SWT.
Suatu ketika, malaikat Jibril diperintah Allah untuk menguji ketaatan Nabi Ibrahim. Jibril menyamar sebagai seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Ibrahim. Jibril berkata, “Wahai tuan, saya sangat membutuhkan harta untuk memenuhi hidup saya.” Nabi Ibrahim lalu menjawab, “Silahkan ambil satu atau dua dari hewan ternak yang kumiliki.”
Jibril malah meminta tambahan,”Tapi itu masih belum cukup, Tuan.” Nabi Ibrahim menjawab, “Ambillah sepertiga yang kumiliki.”
Jibril masih menguji keteguhan Nabi Ibrahim, “Itu juga belum cukup, Tuan.” Nabi Ibrahim pun dengan santai menjawab, “Ambillah semua ternak yang kumiliki.” Malaikat Jibril yang kagum akan sifat Nabi Ibrahim ini akhirnya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah yang diperintahkan untuk menguji Nabi Ibrahim.
Cerita diatas menggambarkan betapa tawakal nya Nabi Ibrahim kepada Allah. Beliau sangat yakin bahwa semua rezeki yang dimiliki hanyalah titipan dari Allah SWT. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dalam mencari rezeki. Beliau rela semua harta bendanya diambil karena beliau yakin bahwa semua sudah ditanggung oleh Allah SWT.
Ketiga, Nabi Ibrahim tidak pernah makan kecuali ada tamu yang menemaninya. Beliau rela berjalan satu hingga dua mil untuk mencari tamu agar dapat makan bersamanya. Hal ini membuat beliau diberi julukan “Abu ad-Duyuf” atau bapaknya para tamu.
Konon, suatu ketika Nabi Ibrahim memohon kepada Allah, “Wahai tuhanku, aku ingin sekali menjadikan umat Muhammad sebagai tamuku hingga hari kiamat.” Allah SWT menjawab, “Engkau tidak bisa wahai Ibrahim.”
Nabi Ibrahim tidak berputus asa dan tetap memohon, “Tuhanku, engkau tau keadaanku dan engkau maha kuasa atas segala sesuatu. Maka kabulkanlah permintaanku wahai Tuhanku.”
Allah SWT akhirnya mengabulkan permintaan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim disuruh untuk mengambil kapur dari surga dan membawanya ke atas gunung Qubais. Di atas gunung tersebut, Nabi Ibrahim meniup kapur surga itu. Setiap tempat yang menjadi jatuhnya kapur tersebut akan menjadi garam. Sehingga garam yang kita nikmati hingga sekarang ini adalah buah permohonan Nabi Ibrahim kepada Allah untuk menjamu umat Nabi Muhammad SAW.
Itulah tiga keteladanan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS. Ketiga hal tersebut membuat beliau diangkat dan diberi gelar sebagai khalilullah. Kita sebagai umat Muhammad setidaknya dapat meniru sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim tersebut.
Wallahu A`lam