Di mata dunia, Florence Nightingale merupakan legenda keperawatan yang menjadi panutan di seluruh dunia. Pada saat itu, pekerjaan sebagai perawat belum dianggap sebagai suatu pekerjaan yang bergengsi sebab dunia keperawatan hanya dianggap sebagai tugas harian bagi perempuan. Dengan demikian, semua perempuan pun dianggap bisa melaksanakan tugas sebagai perawat. Namun pada tahun 1853-1856, Florence Nightingale yang berasal dari keluarga kaya raya pun muncul dan menerapkan standarisasi dalam dunia keperawatan.
Sejak saat itu, Florence Nightingale dianggap sebagai tokoh besar dalam ilmu keperawatan dunia. Flonrence Nightingale bahkan dianggap sebagai tokoh perempuan yang menjadi pelopor ilmu keperawatan modern dan diagung-agungkan di seluruh dunia. Namun tahukah Anda, bahwa 1400 tahun sebelumnya umat Islam justru telah memiliki seorang perawat perempuan yang tangguh dan humanis? Bahkan perempuan tersebut menjadi perawat muslimah pertama di dunia yang membawa banyak perubahan.
Lalu siapakah perawat muslimah pertama di dunia yang tercatat dalam sejarah Islam? Perempuan yang melaksanakan tugas mulia sebagai perawat pertama tersebut adalah Rufaidah binti Sa’ad. Sayangnya banyak perawat-perawat Islam yang tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ad dan justru hanya mengenal Florence Nighttingale, tokoh keperawatan asal Inggris. Padahal Rufaidah binti Sa’ad telah berkiprah di dunia keperawatan jauh sebelum Florence Nighttingale dilahirkan.
Rufaidah Binti Sa’ad lahir di Yathrib, Madinah pada tahun 570 M dan ia hidup pada masa Rasulullah SAW tepatnya pada abad ke-8 Masehi. Ayah Rufaidah, Sa’ad al Aslamiyah, merupakan seorang dokter sehingga Rufaidah pun giat mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Rufaidah binti Sa’ad juga mendirikan tenda di luar Masjid Nabawi untuk mengobati umat Islam yang sakit saat tidak ada peperangan.
Sedangkan pada saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang Khaibar, dengan sukarela Rufaidah binti Sa’ad mendedikasikan dirinya untuk merawat para pejuang muslim yang terluka akibat peperangan. Ia bahkan mendirikan rumah sakit lapangan dan Rasulullah SAW memerintahkan kepada para pasukannya yang terluka untuk dirawat oleh Rufaidah binti Sa’ad. Dalam kesempatan pertamanya, Rufaidah mengobati Sa’ad bin Mu’adz yang terkena anak panah saat perang Khandaq.
Rufaidah binti Sa’ad merupakan sosok perawat yang terkenal pandai membaca, pandai menulis, dan merupakan golongan dari keluarga kaya raya. Rufaidah binti Sa’ad juga termasuk sebagai kaum Anshar, golongan pertama yang menganut Islam di Madinah. Meskipun berasal dari keluarga yang kaya, Rufaidah binti Sa’ad tetap menjadi perawat yang penuh empati, baik, organisatoris, dan menjadi perawat teladan yang mampu memimpin.
Tak hanya itu, dengan pengalaman klinik yang mumpuni, Rufaidah binti Sa’ad sanggup menularkan ilmunya kepada perawat-perawat lainnya. Ia juga melatih beberapa kelompok muslimah lainnya untuk menjadi perawat. Dalam perang Khaibar, Rufaidah binti Sa’ad secara khusus meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk turut serta di garis belakang pertempuran untuk merawat para pasukan muslim yang terluka dalam peperangan. Sejak saat itulah pekerjaan perawat dianggap sebagai pekerjaan yang mulia.
Selain memberikan perawatan kepada mereka yang sakit dan terluka, Rufaidah binti Sa’ad juga gemar memberikan penyuluhan kesehatan dan sosialisasi tentang pencegahan penyakit. Dengan dedikasi yang tinggi, Rufaidah binti Sa’ad tak pernah memilih-milih pasien. Bahkan ia juga tak segan merawat pasien yang mengalami sakit jiwa. Rufaidah binti Sa’ad juga diketahui sempat mencetuskan sekolah keperawatan pertama dalam dunia Islam.
Demikianlah sepak terjang Rufaidah binti Sa’ad yang menjadi perawat muslim pertama di dunia. Dalam masa kepemimpinan Rasulullah SAW, Rufaidah binti Sa’ad telah berhasil menjadi perawat professional pertama yang tercatat dalam sejarah Islam. Hingga kini, orang-orang di kawasan Timur Tengah lebih mengenal Rufaidah binti Sa’ad sebagai tokoh keperawatan dibandingkan dengan Florence Nightingale.