Saat sakit demam, anak cenderung menjadi rewel, sering menangis dan susah untuk makan. Hal tersebut tentu membuat orang tua menjadi sedih dan resah. Tak jarang, bahkan ada orang tua yang mencela penyakit demam yang diderita oleh anaknya. Padahal sebenarnya dalam Islam penyakit demam tidak diperbolehkan untuk dicela.
Pada dasarnya demam merupakan bagian dari panasnya api neraka. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya penyakit demam (panas) adalah berasal dari panas neraka jahannam.” (HR. Imam Bukhari) Tak hanya itu, hampir semua manusia pasti pernah mengalami penyakit demam. Bahkan demam tersebut merupakan jatah dari neraka bagi setiap umat Islam. Dari Munad Ibnu Syihab dan dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu pernah berkata, “Demam adalah bagian jatah seorang mukmin dari neraka.”
Tak hanya orang biasa, Rasulullah SAW sendiri juga pernah mengalami sakit demam. Bahkan sakit demam yang dialami oleh Rasulullah SAW sangatlah menyakitkan. Sebab demam tersebut panasnya dua kali lipat dari panas demam yang dialami oleh manusia.
Abu Sa’id Al-Khudri RA berkata, “Aku pernah mengunjungi Rasulullah SAW yang saat itu sedang sakit. Kemudian Aku letakkan tanganku di atas selimut Nabi SAW, aku dapati panasnya (sangat panas karena yang disentuh adalah selimutnya, bukan badannya). Aku berkata, “wahai Rasulullah, betapa beratnya demam ini!” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kami para nabi, diberi ujian yang sangat berat, sehingga pahala kami dilipat gandakan.”
Abu Said pun bertanya, ‘wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?’ Rasulullah SAW menjawab, “Para nabi, kemudian orang shaleh. Sungguh ada diantara mereka yang diuji dengan kemiskinan, sehingga harta yang dimiliki tinggal baju yang dia gunakan. Sungguh para nabi dan orang shaleh itu, lebih bangga dengan ujian yang dideritanya, melebihi kegembiraan kalian ketika mendapat rezeki.” (HR. Al-Baihaqi)
Lalu mengapa seorang ibu tidak boleh mencela demam apabila anaknya mengalami sakit demam? Ternyata demam dapat menjadi perantara untuk menghilangkan dosa-dosa manusia. Dari Jabir radiyallahu ‘anhu, “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjenguk Ummu as-Saib (atau Ummu al-Musayyib), kemudian beliau bertanya, ‘Apa yang terjadi denganmu wahai Ummu al-Sa’ib (atau wahai Ummu al-Musayyib), kenapa kamu bergetar?’ Dia menjawab, ‘Sakit demam yang tidak ada keberkahan Allah padanya.’ Maka beliau bersabda, ‘Janganlah kamu mencela demam, karena ia menghilangkan dosa anak Adam, sebagaimana alat pemanas besi mampu menghilangkan karat’.” (HR. Muslim)
Sesungguhnya, segala macam penyakit yang dialami oleh manusia hendaknya dihadapi dengan penuh kesabaran. Begitu pula dengan penyakit demam, rasa panas yang ditimbulkan akibat demam tentu bisa menggugurkan dosa-dosa seseorang apabila orang tersebut mampu bersabar. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al Bukhari & Muslim)
Meskipun demikian, kita tidak diperbolehkan untuk pasrah begitu saja tanpa berobat saat mengalami demam. Menurut Rasulullah SAW, hendaknya demam diatasi dengan mengkompres tubuh dengan air dingin. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Demam berasal dari kepanasan api neraka yang mendidih, maka padamkanlah ia dengan air”. (HR. Bukhari & Muslim)
Oleh karena itu, para ibu hendaknya tidak perlu mencela penyakit demam apabila anaknya mengalami demam. Sebab sesungguhnya demam justru dapat menggugurkan dosa-dosa manusia sebagaimana alat pemanas besi mampu menghilangkan karat. Saat sang anak mengalami demam, hendaknya para orang tua mengatasi demam tersebut dengan mengkompres tubuh menggunakan air dingin. Wallahu a’lam.