#2019GantiPresiden di CFD Solo beberapa pekan lalu memang kontroversi, tapi itu masih biasa saja. Kemarin ahad pagi (29/7), beberapa anak muda dan warga, disokong oleh Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta menggelar kampanye publik yang lebih asyik, lebih menyenangkan denan tajuk Literasi Islam Santun dan Toleran (LISAN) di arena car free day kota Solo.
Acara ini, menurut M. Endy Saputro, Dosen IAIN Surakarta sekaligus Manajer Program LISAN, digelar dengan tujuan menggaungkan pentingnya hidup santun di tengah-tengah masyarakat dan ruang publik.
Dalam orasinya, M Zainal Anwar, Dosen dan Direktur PKPPN IAIN Surakarta, mengatakan bahwa masyarakat yang menginginkan hidup santun dan toleran harus tampil ke publik sehingga semakin menekan dan memininalisir gerakan intoleransi.
“Kita ingin menunjukkan bahwa Islam adalah agama kasih sayang yang diperuntukkan untuk semua makhluk hidup. Ketakwaan kita tidak hanya ketika berada di masjid tetapi juga ditunjukkan dimanapun kita berada,” tuturnya.
Selain diisi orasi, kegiatan ini juga membagikan sticker bertuliskan “wani urip, wani santun.” Artinya, jika kita berani hidup, maka kita harus berani menunjukkan kesantunan kepada semua orang.
Untuk meramaikan acara, para mahasiswa dan duta LISAN menampilkan hiburan musik religi dan juga hadrah dengan terbang. Kegiatan ini juga diisi dengan aksi jalan bersama di sekitar arena car free day.
Masyarakat dari anak-anak, siswa madrasah dan sekolah, anak muda hingga orang tua, terlihat antusias dengan acara ini yang ditunjukkan dengan kesediaan dukungan tanda tangan di kain putih yang dibentangkan di depan panggung.
Baca juga: #2019GantiPresiden di Markobar Solo, Etis atau Tidak?
Tentu saja, ingatan akan peristiwa serupa, namun dengan bentuk politik di CFD Solo beberapa pekan lalu dengan mengusung #2019GantiPresiden tidak akan terlupa. Apalagi, hal itu dilakukan di depan warung Markobar, warung martabak milik Gibran.
“….Krisis kepemimpian yang terjadi saat ini, di bumi NKRI. oleh karena itu kami bertekad akan terus berjuang, bersama seluruh rakyat untuk mewujudkan indonesia yang lebih baik, bermartabat, adil, makmur dan berakhlak mulia. dengan memohon ridho Allah swt dan dukungan dari seluruh rakyat, kami siap mengawal proses pemilu yang jujur adil dan bebas dari sgala kecurangan, hingga wujudnya pergantian presiden Republik Indonesia…”
Kata-kata itu digaungkan oleh Neno Warisman, yang didapuk membacakan deklarasi dan diiikuti oleh massa yang hadir di deklarasi tersebut, yang berdiri tepat berada di depan toko Markobar yang terpampang jelas berwarna merah, seolah ia menyaksikan para warga yang dipimpin oleh Neno Warisman berupaya untuk memberi pesan kepada Presiden di rumahnya sendiri.
Ya, kota Solo memang jadi kunci mengingat Jokowi terlahir dan tumbuh di sana. Dan tentu saja menjadi representasi kota ini. Harusnya, CFD juga tidak digunakan untuk kampanye politik dan deklarasi anti presiden. Kota ini, seharusnya seperti slogan seperti slogan kampanye anak-anak muda ini ‘wani urip wani santun’. Berani hidup, ya harus menjadi pribadi santun, menjadi kota yang santun dan menerima segala perbedaan dan menyenangkan bagi warganya.