Meskipun sudah berjumpa Presiden Jokowi di Istana, pahlawan asal Aceh, Nyak Sandang, tetap sederhana. Nyak Sandang pun tidak minta yang aneh-aneh, bahkan cenderung biasa saja untuk sosok yang jasanya nyaris tak ternilai bagi negeri ini.
Bagaimana tidak? Di tengah revolusi tahun 1948, ia bersama rakyat Aceh memberi Bung Karno hadiah berupa dana untuk bisa dibelikan pesawat. Pesawat itu kemudian dipakai Bung Karno untuk berdiplomasi ke pelbagai negara dan ke pelosok negeri demi mempertahankan kemerdekaan.
Kini, setelah 70 tahun peristiwa itu dan Nyak Sandang nyaris dilupakan, ia akhirnya bisa kembali ‘ditemui’ oleh negara. Jokowi mengundang beliau ke istana dan bercakap-cakap.
Berkat jasa beliau, Nyak Sandang pun terbang ke Jakarta dari Aceh. Meskipun ia penyumbang pesawat pertama Republik Indonesia, ternyata baru kali ini ia naik pesawat. (Baca: Nyak Sandang, 91 Tahun Mencintai Indonesia dan Kisah Pesawat RI)
Sampai di Jakarta, Nyak Sandang yang diantar kedua anaknya pun berbincang dengan Presiden. Ia pun ditanya, apa yang ia inginkan, apa pun akan diberikan mengingat jasanya yang begitu besar.
Nyak Sandang yang sudah sepuh dan harus berjalan dengan kursi roda ternyata tidak ingin apa-apa. Ia hanya ingin operasi katarak matanya yang memang sudah sepuh, membangun masjid dan terakhir haji.
“Tak banyak yang Nyak Sandang inginkan. Ia hanya ingin masjid di kampungnya di Lamno dibangun, menjalani operasi katarak, dan juga berangkat haji di usianya yang sepuh,” tutur Jokowi.
Terkait haji ini, Jokowi sudah berbicara dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin karena ini terkait dengan kuota jamaah dan perkara lainnya. Selain itu, Jokowi sudah mengirim tim untuk ke Aceh terkait masjid dan operasi akan dilakukan dengan segera.
“Semoga keinginan Nyak Sandang yang begitu mencintai negeri ini segera terwujud,” tambahnya.
Kita doakan bersama, semoga apa yang Nyak Sandang inginkan segera terwujud. Jasanya begitu besar dan akan senantiasa menjadi inspirasi untuk mencintai negeri ini.