Sedekah dari Rasulullah membuat para sahabat menitikkan air mata. Kisah ini diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah.
Suatu ketika Rasululalh kedatangan seorang tamu di kediamannya. Tamu itu menundukkan muka dan wajahnya sayu. Ia seperti orang kebingungan. Lalu ia mengangkat kepala dan melihat Rasulullah.
“Wahai, Junjunganku utusan Allah. Celakalah diriku,” tuturnya.
Tamu itu memang sedang galau sekali. Rasulullah lalu bertanya:
“Apakah yang bakal membuatmu celaka tersebut, Saudaraku?”
Orang itu diam sejenak. Lalu, mulai menjawab pelan,”Aku berhubungan badan dengan istriku waktu (siang) bulan Ramadhan.”
Ketika mendengar hal tersebut, Rasulullah bertanya kembali,”Apakah kamu mampu memerdekakan budak sahaya?”
Orang itu menggelengkan kepala.
“Tidak, Ya Nabi,” jawabnya singkat.
Lalu, Rasulullah bertanya lagi. “Lalu, apakah kamu mampu memberi makan enam puluh orang miskin?
Ia pun kembali menggelengkan kepala dan menjawab ‘tidak’.
Rasululah lalu berjalan dan meminta tamu tersebut untuk duduk. Kini, mereka berdua di lantai berdampingan. Tamu tersebut menundukkan muka.
Tak berapa lama datanglah seorang sahabat ke kediaman Rasulullah. Sahabat itu yang membawa satu bungkus kurma dan diberikan kepada Rasul. Lalu, Rasul pun memberikan satu bungkus korma tersebut kepada orang yang duduk di sampingnya tersebut.
“Bersedekahlah,” tuturnya.
Sepersekian detik Rasul bilang begitu, tamu yang dikasih bungkusan kurma itu berkata tanpa diduga.
“Wahai, Kekasih junjungan kami. Tidak ada di antara dua daerah kampung ini yang lebih miskin dari kami,” tukasnya.
Rasulullah pun tersenyum, terlihat gigi beliau yang bersih.
“Ambillah kurma ini, Saudaraku. Dan berilah makan keluargami,” kata beliau.
Sontak, hal itu membuat tamu dan sahabat nabi pun menitikkan air mata. Apalagi mereka tahu bahwa Rasul juga tidak kalah miskinnya dibanding mereka. Tapi, beliau tetap bersedekah dan membahagiakan umatnya.