Ini bukan pertama kalinya kajian Ustadz Akhir Zaman mengundang respons dan perdebatan. Sudah ada banyak pernyataan dalam kajian mereka sebelumnya yang dipermasalahkan dan dipertanyakan kebenaran, khususnya sumber-sumber yang dikutip. Ustadz Akhir Zaman sebutan bagi pendakwah yang kerapkali membahas masalah akhir zaman dengan merujuk pada hadis-hadis yang bercerita tentang tanda-tanda kiamat.
Motivasi para pendakwah ini sangat bagus, yaitu ingin mengingatkan orang bahwa kita berada di akhir zaman dan menjelang kiamat, sehingga perlu disiapkan bekal secara matang. Hanya saja permasalahannya, beragama itu harus ada ilmu dan dalilnya harus benar. Sebagian dalil yang dikutip pendakwah akhir zaman adalah dalil-dalil yang tidak kuat. Padahal di dalam masalah kiamat dan urusan ghaib pada umumnya, harus merujuk pada dalil yang kuat.
Karena dalilnya tidak kuat dan tidak merujuk pada pandangan ulama, apa yang disampaikan pendakwah akhir zaman terkesan cocokologi dan hanya sekedar mengaitkan hadis dengan peristiwa yang terjadi. Antara peristiwa dan hadis sebetulnya tidak ada kaitan, karena maksud dan konteks hadisnya tidak seperti itu, tetapi pendakwah akhir zaman memaksakan pemahaman hadis untuk menjelaskan peristiwa yang sedang terjadi.
Baru-baru ini beredar video pengajian salah satu Ustadz Akhir Zaman yang menyebut virus corona buatan illuminati. Dalam videonya itu, dia mengatakan, “Baru kemarin terbongkar, ada doktor Muslim yang soleh berhasil me-ruqyah orang yang kesurupan jin. Setan yang ada dalam tubuh orang itu diajak berbicara dan berbicara tentang virus corona”. Kata jin itu, “Yang membuat virus corona ini illuminati.”
Sulit dipercaya bagaimana seorang ustadz lebih percaya pada jin ketimbang ahli medis dan kesehatan yang paling paham soal virus Corona. Tapi itulah yang terjadi, jin sekalipun diterima informasinya oleh sebagian Ustadz Akhir Zaman. Kalau pengetahuan dokter, mungkin masih bisa ditelusuri kebenarannya. Tapi kalau informasi dari jin, bagaimana cara menelusuri informasinya benar atau tidak?
Dalam kesempatan yang terpisah, Ustadz Ahong menjelaskan, memang di media sosial banyak beredar hadis-hadis yang berkaitan dengan akhir zaman. Popularitas hadis itu juga dipengaruhi oleh pendakwah-pendakwah akhir zaman yang kajiannya sangat populer. “Tak sedikit pemahaman hadis-hadis ini dipelintir dan dijadikan cocokologi dengan pemahaman pribadi sebagian kelompok. Mereka tak merujuk para pensyarah hadis dan ulama hadis yang kredibel,” Kata Ustadz Ahong.
Dia menambahkan, “Karena tidak sedikit ustadz itu mengutip hadis dan dikaitkan dengan Covid-19 dan narasi kekerasan atau peperangan, saya terdorong untuk menulis Hadis Akhir Zaman yang Disalahpahami.”
Buku yang ditulis Ustadz Ahong ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Tak heran bila banyak tokoh memuji Hadis Akhir Zaman yang Disalahpahami ini. Ustadz Arrazy Hasyim mengatakan, “Buku Ustadz Ahong ini perlu dimiliki oleh setiap peminat hadis-hadis akhir zaman. Memahami akhir zaman tanpa ilmu hadis, akidah, dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan itu akan membuat seseorang terjebak pada cocokologi dan ini bagian dari ittiba’ul hawa (mengikuti hawa nafsu). Buku Ustadz Ahong ini mengarahkan dan membimbing agar orang-orang yang bersiap untuk akhir zaman tidak terjebak pada hal-hal yang tidak benar.”
Bagi pembaca yang tertarik untuk membaca buku Hadis Akhir Zaman yang Disalahpahami karya Ustadz Ahong, silahkan klik di sini, atau link ini.