Siapa yang tak kenal Abu Hurairah, bagi para pengkaji hadis, nama ini sangatlah tidak asing lagi. Sangat sering disebut-sebut saat membaca hadis. Bahkan saat mengingat kata hadis, fikiran kita akan tergambar kata, “an Abi Hurairata Radhiyallahu anhu.”
Nama lengkapnya, Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi Al Yamani. Ia lahir dari kabilah bani Daus, 21 tahun sebelum hijrah tepatnya pada tahun 598 M di daerah Yaman. Beliau kerap disapa dengan nama Abu Hurairah (bapak kucing kecil).
Abu Hurairah memiliki kedekatan yang sangat luar biasa dengan Rasulullah SAW. Walaupun ia baru masuk Islam empat tahun sebelum Rasulullah SAW wafat, yaitu pada tahun 7 H., namun Abu Hurairah tak pernah lepas dengan majelis bersama Rasulullah SAW. Tak ayal ia mampu menghafal dan meriwayatkan hadis sekitar 5.374 hadis.
Jumlah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ini paling banyak dibandingkan dengan sahabat-sahabat lain yang juga meriwayatkan hadis paling banyak. Aisyah misalnya, walaupun ia menjadi istri Rasul SAW, namun hadis yang diriwayatkan Aisyah tidak lebih banyak daripada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
Begitu dekatnya Abu Hurairah dengan Rasulullah SAW, suatu hari Nabi berwasiat tiga hal kepada Abu Hurairah. Saat bercerita terkait wasiat yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepadanya tersebut, Abu Hurairah mengaku tidak akan pernah meninggalkan wasiat tersebut hingga meninggal.
Wasiat Nabi kepada Abu Hurairah ini, terabadikan dalam sebuah hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam salah satu ba di kitab Sahih Bukhari-nya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Dari Abu Hurairah RA. berkata, “Telah berwasiat kepadaku, kekasihku (Rasulullah SAW) untuk melakukan tiga hal yang tak akan aku tinggalkan hingga meninggal dunia, yaitu: puasa tiga hari setiap bulan (Ayyamul Bidh), shalat dhuha dan tidur dalam keadaan telah melakukan shalat witir.” (HR. Al-Bukhari)
Dari hadis tersebut, bisa kita lihat secara jelas apa saja tiga hal yang diwasiatkan Rasulullah SAW tersebut.
Pertama, puasa tiga hari setiap bulan, yaitu puasa setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan qamariyah. Puasa ini juga bisa disebut dengan puasa Ayyamul Bidh. Disebut dengan Ayyamul Bidh karena pada malam-malam tersebut tersinari dengan sinar putih cahaya rembulan yang sedang purnama.
Kedua, shalat dhuha. Shalat dhuha ini merupakan pengganti bagi orang-orang yang ingin bersedekah namun ia tidak memiliki kemampuan atau harta untuk disedekahkan. (Baca: Tata Cara Shalat Dhuha dan Doa Shalat Dhuha Latin dan Arabnya)
Ketiga, shalat witir. Shalat witir adalah shalat yang dilakukan dengan bilangan rakaat yang ganjil. Shalat witir tidak hanya dilakukan pada malam bulan Ramadhan saja, loh, tapi juga bisa dilaksanakan di setiap malam. (Baca: Niat dan Tata Cara Shalat Witir)
Nah, bagi kamu yang ingin mengamalkan tiga wasiat Rasullullah SAW kepada Abu Hurairah ini, jangan lupa untuk konsisten atau istiqamah, ya!
Wallahu a’lam.