Selain mengisahkan tokoh-tokoh saleha nan suci dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga menyebutkan tokoh-tokoh yang buruk lagi durhaka, agar kita senantiasa mengambil hikmah dan pelajaran dan menghindari perbuatan tercela. Ada tiga perempuan durhaka yang dikisahkan dalam Al-Qur’an, mereka adalah:
Wahilah
Wahilah merupakan istri Nabi Nuh AS. Nama Wahilah disebut dalam Tafsir Jalalain, namun adapula riwayat lain yang mengatakan bahwa namanya Wafilah. Menurut sejumlah riwayat, Nabi Nuh diutus menjadi rasul sepuluh abad setelah Nabi Adam AS. Dialah manusia pertama yang membuat kapal untuk berlayar.
Nabi Nuh AS merupakan utusan Allah yang taat dan saleh, namun hal itu tidak menjamin istrinya menjadi orang yang taat pula. Wahilah memang menunjukkan keimanannya di depan Nabi Nuh AS, namun di belakangnya, ia justru kufur kepada Allah dan utusannya.
Dalam Tafsir ath-Thabari disebutkan bahwa istrinya menyebarkan kabar kepada orang-orang bahwa suaminya adalah orang gila. Selain itu, Wahilah juga seringkali menyebarkan rahasia suaminya.
Al-Qur’an menyebutkannya sebagai pengkhianat dan telah menetapkannya sebagai ahli neraka.
ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللهِ شَيْئاً
Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam).” (Q.S at-Tahrim:10)
Nabi Nuh AS berdakwah selama 950 tahun lamanya, tetapi di antara umatnya hanya sedikit saja yang beriman. Dalam posisi seperti ini, seorang istri seharusnya mendukung dan menguatkan suaminya saat mendapat berbagai tekanan dari kaumnya, namun Wahilah justru mengkhianatinya.
Wa’ilah
Selain Wahilah, ada pula Wa’ilah, istri Nabi Luth AS, nabi yang diutus kepada Kaum Sodom. Sodom adalah kaum yang rusak moralnya, mereka memopulerkan perilaku homoseksual yang belum pernah dilakukan oleh siapapun di dunia ini.
Nabi Luth selalu menasihati dan mengajak kaumnya agar meninggalkan homoseksual, ia bahkan menawarkan mereka untuk menikahi putri-putrinya. Namun mereka sama sekali tak tertarik pada putri-putri Nabi Luth, mereka mengabaikan ucapan Nabi Luth AS dan justru mengancamnya.
Di tengah perlakuan buruk Kaum Sodom pada Nabi Luth AS, Wa’ilah justru mengkhianatinya. Bukannya membela dan mendukung dakwah suaminya, ia justru bersekutu dengan kaum Nabi Luth AS demi mendapatkan harta.
Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa Wa’ilah senantiasa mengabarkan kaum Nabi Luth AS tentang tamu-tamu pria yang datang mengunjungi Nabi Luth AS. Rumah Nabi Luth memang seringkali didatangi banyak tamu, tidak terkecuali malaikat yang berwujud laki-laki tampan.
Apabila tamu-tamu itu datang di malam hari, maka Wa’ilah memberi kabar dengan cara menyalakan api, dan apabila mereka datang di siang hari, Wa’ilah akan mengabarkannya melalui kepulan asap.
Ummu Jamil binti Harb
Nama aslinya adalah Arwa binti Harb, ia adalah saudari kandung Abu Sufyan bin Harb dan istri Abu Lahab. Berbeda dengan Wahilah dan Wailah yang kedua suaminya beriman, suami Ummu Jamil merupakan laki-laki dzalim yang begitu menentang Nabi Muhammad. Ummu Jamil memang patuh kepada suaminya, namun sayang, kepatuhan itu justru pada keburukan dan kedzaliman.
Kisah tentang Ummu Jamil dan suaminya ini diabadikan dalam QS al-Lahab. Ummu Jamil disebut sebagai perempuan pembawa kayu bakar (hammalatal hathab). Ungkapan ini dalam Bahasa Arab merupakan kiasan yang artinya penyebar fitnah.
Dikisahkan pada malam hari Ummu Jamil sering meletakkan duri di jalan yang biasa dilewati Rasulullah SAW, juga di atas pintu rumah beliau. Dia juga sering menyebarkan kebohongan dan fitnah atas Nabi SAW.
Saat Ummu Jamil mengetahui ayat yang diturunkan mengenai dirinya dan suaminya, ia begitu marah. Ia langsung menghampiri Nabi SAW sambil membawa segenggam batu. Saat itu Rasulullah SAW sedang duduk di dekat ka’bah bersama Abu Bakr. Allah SWT lalu menutup pandangan Ummu Jamil hingga ia tak dapat melihat dan menemukan Rasulullah SAW.
Itulah tiga orang perempuan yang disebutkan dalam Al-Quran, bukan disebutkan karena kebaikannya, akan tetapi karena keburukannya. Sebagai seorang perempuan dan istri, hendaknya bisa mengambil pelajaran dari tiga perempuan ini.
Wallahu a’lam.