Kisah Nabi Luth yang Diusir Kaum Sodom

Kisah Nabi Luth yang Diusir Kaum Sodom

Alih-ali menerima dakwah Nabi Luth AS, kaum Sodom malah mengusir Nabi Luth.

Kisah Nabi Luth yang Diusir Kaum Sodom
Gambar: rajapena.org

Dahulu, Nabi Luth AS bertempat tinggal di sebelah timur Palestina, tepatnya di Kan’an dekat desa Sodom. Penduduk desa tersebut memiliki perilaku yang sangat buruk dan hanya kemungkaran saja yang mereka lakukan. Mereka terbiasa berbuat keji dan menyalahi fitrah manusia yang sehat yaitu dengan menjadi kaum homoseksual. Umat Nabi Luth AS tersebut sangat terbalik pikiran dan hatinya, sebab bukan kaum wanita yang mereka sayangi dan cintai, namun justru sesama kaum pria.

Hal tersebut Allah jelaskan dalam Alquran surat Al-A’raf ayat 80-82. Allah berfirman, “(Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, ‘Mengapa kalian melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kalian (di dunia ini)?’ Sungguh, kalian telah melampiaskan syahwat kalian kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kalian benar-benar kaum yang melampaui batas. ‘Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, ‘Usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dari negeri kalian ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.’” (QS. Al-A’raf: 80-82)

Dalam catatan sejarah, kaum Luth adalah kaum pertama dalam sejarah manusia yang mempraktikkan homoseksualitas. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Luth AS untuk berdakwah dan mengajak penduduk Desa Sodom menuju kebenaran dan melakukan perbuatan yang mulia. Namun sayangnya, mereka justru mengusir Nabi Luth AS setelah merasa marah dengan dakwah Nabi Luth AS. Mereka bahkan berani menantang Nabi Luth AS untuk mendatangkan azab Allah.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 28-29. Allah berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: ‘Sesungguhnnyya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang sebelumnya belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu.’ Apakah sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuannmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: ‘Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-oranng yang benar.” (QS. Al Ankabut: 28-29)

Mendengar umatnya berani menantang azab Allah, Nabi Luth AS kemudian berdoa dengan bersungguh-sungguh. Nabi Luth memohon pertolongan kepada Allah sebagaimana diceritakan dalam Alquran surat Al-Ankabut ayat 30 yang artinya, “Ia berkata: Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (QS. Al-Ankabut: 30)

Akhirnya Allah kemudian mengabulkan doa Nabi Luth AS. Dengan seketika, Allah mempersiapkan malaikat untuk menimpakan azab yang begitu pedih kepada para penduduk kota Sodom. Sebagaimana diceritakan dalam Alquran surat Al-Qamar ayat 33-36. Allah berfirman, “Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman (Nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing. Sebagai nikmat dari kami. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu.” (QS. Al Qamar: 33-36)

Meskipun demikian, istri Luth tidak selamat dalam musibah tersebut karena istri Nabi Luth AS juga tergolong tidak beriman. Allah berfirman, “Kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya).” (QS. Al Hijr: 59-60)

Pada akhirnya, penduduk Sodom pun diazab dan dihancurkan oleh Allah. Kota tersebut kini terletak di sebelah utara Laut Merah. Sedangkan menurut penelitian arkeologis, kota tersebut kini diduga berada di wilayah Laut Mati yang terbentang di antara perbatasan Israel dan Yordania. Demikianlah kisah kaum Nabi Luth AS yang menantang azab Allah, semoga dapat menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam untuk tidak berani menantang Allah. Wallahu a’lam.