TGH Shaleh Hambali, yang bernama asli Muhammad Shaleh, dilahirkan pada hari Jumat tanggal 7 Ramadhan 1313 Hijriyah atau bertepatan dengan tahun 1893 Masehi. Lahir tanpa merasakan kasih sayang dari seorang ayah yang sudah meninggal ketika beliau berumur 6 bulan di dalam kandungan. Ayahnya bernama Hambali, adapun sang ibu bernama Halimah.
Ketika lahir berumur 6 bulan, beliau juga ditinggalkan oleh ibundanya yang telah wafat dan alhasil beliau dibesarkan oleh pamannya bernama Rajab. Di bawah asuhan pamannya ini, Muhammad Shaleh menimba ilmu agama sedari kecil dari gurunya yang bernamanya Ramli atau dikenal dengan sebutan Guru Sumbawa di Desa Bengkel.
Setelah belajar di tanah kelahirannya, beliau berkesempatan untuk belajar ilmu agama di tanah Makkah saat menemani ibu angkatnya menunaikan ibadah haji. Selama 9 tahun menuntut ilmu di Makkah dengan berguru kepada banyak ulama ternama seperti Syeikh Said al-Yamani, Syeikh Hasan bin Syeikh Said al-Yamani, Syeikh Alawi al-Makki, Syeikh Hamdan al-Maghrabi, Syeikh Abdussattar Hindi, Syeikh Said al-Hadrawi Makki, Syeikh Shaleh Bafadhal dan Syeikh Ali Umairah al-Fayumi al-Mishra.
Selain itu, Muhammad Shaleh juga belajar dibawah asuhan ulama nusantara yang telah lebih dulu belajar serta telah diakui untuk memberikan pengajaran di Makkah, seperti TGH. Umar Sumbawa, TGH. Muhammad Irsyad Sumbawa, TGH. Haji Utsman Serewak, KH. Muchtar Bogor ahli Ilmu Falak, KH. Misbah Banten, TGH. Abdul Ghani Jemberana Bali, TGH. Utsmaan Pontianak, TGH. Umar Kelayu Lombok dan banyak lagi.
Berbagai kitab dipelajari oleh beliau sewaktu menuntut ilmu, walau belum ada tulisan atau keterangan lengkap mengenai kitab apa saja yang dipelajari. Akan tetapi, dalam Manaqib Tuan Guru Bengkel hanya memberi keterangan umum tentang pelajaran yang beliau pelajari yaitu al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama.
TGH Shaleh Hambali menyelesaikan masa pendidikannya di Makkah selama sembilan tahun. Kembalinya ke Nusantara ditengarai akibat kondisi politik pemerintahan di Makkah yang saat itu dalam situasi menegangkan dan tak menentu. Karena kondisi itulah Muhammad Shaleh memutuskan untuk kembali ke tanah air. Sekembalinya ke tanah air, beliau membangun sebuah yayasan pendidikan Darul Qur’an dengan langsung dibawah asuhan beliau sejak tahun 1921 sampai tahun 1968.
Karya-karya TGH Saleh Hambali
Sebagai seorang yang alim, TGH Shaleh Hambali memiliki keluasan pengetahuan yang tertuang dalam berbagai macam karyanya yang sampai saat ini masih bisa kita temui. Berbagai karyanya itu seperti kitab Luqtah al-Jawharah fi Bayan al-Ghina’ wa al-Mutafaqqirah yang ditulis tangan dan di dalam keterangan kitab tersebut telah selesai ditulis pada tanggal 16 Ramadhan tahun 1351 H bertepatan pada hari Jum’at tanggal 13 Januari 1933 M. Kitab ini memuat berbagai persoalan dalam Tasawuf, khususnya pada aspek lagu, tarian dan sejenisnya.
Kemudian karya lainnya adalah kitab Hidayah al-Atfal fi Tajwid Kalam Allah al-Muta’al yaitu kitab yang membahas ilmu tajwid hasil dari terjemahan dari kitab Hidayah al-Mustafid karya Muhammad Mahmud. Kitab ini selesai ditulis pada hari selama 30 Januari tahun 1934 M. selanjutnya terdapat karya beliau yang membahas masalah Tauhid, Fiqh dan Tasawuf bernama kitab Ta’alim as-Sibyan bi Gayah al-Bayan yang selesai ditulis pada 13 Desember 1935.
Kitab kenamaan lain dari beliau adalah kitab berbahasa Melayu yang berjudul Mawa’izhus Shalihiyyah, kitab ini ditulis dalam Bahasa Melayu menggunakan aksara Arab-Jawi. Kitab hasil terjemahan atas kitab berjudul al-‘Ushfuriyyah yang membahas mengenai hadis-hadis nabi yang disertai dengan kalimat-kalimat hikmah dari para orang Saleh serta cerita berbagai keteladanan. Kitab ini oleh beliau dalam kata pengantar ditulis dengan puisi indah, ditulis dalam huruf Arab-Jawi, akan tetapi terjemahannya kurang lebih seperti ini;
Inilah suatu pendahuluan * dihadapkan kehadirat ikhwan
Dicahayakan Allah muka seorang * mendengar hadits yang cemerlang
Maka ditunaikan dia ke lain orang * seperti yang dengarnya dengan terang
Barangsiapa menyampaikan ke saudaranya * empat puluh hadits pada agamanya
Dibangkitkan Allah di hari kiamatnya * pada kumpulan fuqaha dan ulamanya
Dikatakan orang pula baginya * masuklah surga sembarang pintunya
Selain yang telah disebutkan diatas, banyak lagi karya yang telah ditulis oleh beliau kurang lebih terdapat 17 karya yang dimiliki oleh TGH Saleh Hambali.