Survei Keagamaan dan Kepercayaan Turki (Turkish Faith and Religious Survey atau TFRS) yang bertajuk “Faith and Religiosity in Turkiye” baru saja dirilis akhir pekan lalu, Ahad (26/3). Banyak temuan-temuan menarik yang dihasilkan dari survei tersebut. Salah satunya adalah survei tersebut menemukan bahwa sebanyak 5,7 persen penduduk Turki mengaku tidak mempercayai eksistensi Tuhan. Sementara sisanya, yakni 94,3 persen, mempercayai eksistensi Tuhan, baik dengan keraguan maupun tanpa keraguan.
Temuan itu dihasilkan dari salah satu pertanyaan dalam survei. Dalam pertanyaan tersebut, para responden diminta untuk memilih satu dari lima jawaban yang tersedia, yang mereka anggap sebagai representasi, atau yang paling mendekati, keyakinan mereka. Lima jawaban tersebut, antara lain:
Pertama, I do not believe in God (tidak mempercayai eksistensi Tuhan). Jawaban ini merepresentasikan paham atheis. Sebanyak 1, 5 persen responden memilih jawaban ini.
Kedua, I do not know whether there is a God and I do not believe there is a way to find out (Tidak mengetahui eksistensi Tuhan dan tidak yakin ada jalan untuk menemukannya). Jawaban ini merepresentasikan paham agnostik. Sebanyak 2,5 persen responden memilih jawaban ini.
Ketiga, I do not believe in a Personal God, but I do believe in a Higher Power of some kind (Tidak percaya ‘Tuhan Personal’, tapi percaya eksistensi ‘kekuatan yang luar biasa’). Jawaban ini merepresentasikan paham deisme, dan sebanyak 1, 7 persen responden memilih jawaban ini.
Tim peneliti menggolongkan tiga kelompok di atas ke dalam kategori unbelievers atau orang yang tidak beriman. Sementara itu, jawaban keempat (While I have doubts, I feel that I do believe in God, percaya eksistensi Tuhan, tapi kerap meragukan) dan kelima (I know God really exists and I have no doubts about it, percaya tanpa keraguan) digolongkan sebagai believers atau orang yang beriman.
Ada satu fakta menarik dari hasil temuan Survei Keagamaan dan Kepercayaan Turki, yakni semakin muda kelompok usia, semakin banyak yang tidak percaya eksistensi Tuhan. Survei tersebut menemukan, sebanyak 12 persen dari responden kelompok usia 18-24 tahun termasuk dalam kategori unbelievers, dan 88 persen lainnya termasuk dalam kategori believers.
Angka 12 persen unbelievers itu merupakan yang tertinggi di antara kelompok usia lainnya, seperti kelompok usia 25-34 tahun (6 persen unbelievers, dan 94 persen believers), kelompok usia 35-44 tahun (5 persen unbelievers, dan 95 persen believers), dan kelompok usia 45-64 tahun (3 persen unbelievers, dan 97 persen believers). Adapun kelompok usia yang tertua, yakni kelompok usia 65 tahun ke atas, merupakan kelompok usia dengan angka unbelievers terendah, yakni hanya 2 persen. 98 persen lainnya dalam kelompok usia tersebut termasuk dalam kategori believers. Berikut adalah grafiknya:
Survei Keagamaan dan Kepercayaan Turki ini dilaksanakan dalam kurun Desember 2021 hingga Mei 2022. Sebanyak 1.942 responden berusia 18 tahun ke atas dari 12 wilayah regional di Turki dan dipilih secara acak mengikuti survei tersebut.
Selain temuan tentang kepercayaan penduduk Turki, temuan lainnya yang didapatkan dari Survei Keagamaan dan Kepercayaan Turki ini adalah terkait mazhab yang dianut, religiusitas, praktek keberagamaan, persepsi terhadap pemakaian jilbab, sekularisme, hingga kebebasan beragama dan berekspresi. Untuk mengunduh hasil penilitian lengkapnya, bisa klik di sini.