Saat ini muncul generasi ketga terorisme global. Mereka adalah para pejuang ISIS yang kembali dari kecamuk perang di Timur Tengah. Generasi Pertama yang menyerang Gedung WTC di AS 2001 yang kemudian menjadi ancaman di berbagai belahan dunia di Asia, Afrika, Timur Tengah dan Eropa. Generasi kedua adalah Jihad Global ISIS Syria dan Irak setelah `Abu Bakar al-Baghdadi` mengumumkan pembentukan khilafah dan negara ISIS pada bulan Juni 2014. Dan generasi ketiga adalah menyebarnya ancaman ISIS ke seluruh belahan dunia, setelah kekalahan ISIS di Timur Tengah. Kelompok separatis itu mulai menyebar ke wilayah Afrika, Eropa dan Asia Timur serta Asia Tenggara pada khususnya, katanya.
Hal ini dikatakan oleh Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu ketika memberikan kuliah umum di School of International Studies S Rajaratnam, Singapura, Kamis. “Ciri Khusus dari ancaman terorisme generasi ketiga ini adalah kembalinya para Pejuang ISIS (Foreign terrorist Fighter) dari Timur Tengah. Berdasarkan data Intelijen Kemhan ada sekitar 31.500 Pejuang ISIS asing yang bergabung di Syria dan Irak,” kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini seperti dikuti kantor berita Antara. Dari jumlah tersebut 1000 berasal dari Asia Tenggara serta 800 dari Indonesia. Jumlah tersebut memenuhi 40 persen dari keseluruhan pejuang ISIS di kedua wilayah tersebut.
Menhan pun menuturkan, ancaman radikal dan terorisme generasi ketiga ini memiliki sifat-sifat alamiah yaitu berbentuk desentralisasi ke dalam wilayah provinsi-provinsi. Mereka juga berbentuk sel-sel tidur serta Operasi Berdiri Sendiri (Lone Wolf) dan radikalisasi dengan online, media sosial dan penggunaan teknologi canggih.
“Daulah Islamiyyah Katibah Nusantara yang merupakan aliansi dari Divisi Islamic State Asia Timur yang merupakan penggabungan antara Islamic State Phillipines, Islamic State Malaysia dan Islamic State Indonesia di bawah kendali struktur ISIS Pusat yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi yang berbasis di Syria dan Irak,” tutur Menhan.