Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, K.H. Yahya Cholil Staquf, menyampaikan pidatonya dalam puncak acara Resepsi Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, pada Selasa (7/2) pagi. Pidato Gus Yahya yang berapi-api itu mampu mengobarkan semangat para nahdliyyin yang turut meramaikan puncak acara Harlah Satu Abad NU meski berada di bawah terik matahari.
Bagi saudara-saudara yang ketinggalan mengikuti sesi pidato Gus Yahya, atau bagi yang malas untuk menonton video tayangan ulangnya, kami sajikan teks lengkap pidato Gus Yahya di sini. Berikut teks lengkapnya:
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu.
Alhamdulillah was syukru lillah was sholatu was salamu ‘ala rasulillah sayyidina wa maulana Muhammad ibn Abdillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man walahu. Amma ba’du.
Yang kami hormati, bapak presiden RI, Ir. H. Joko Widodo beserta ibu Iriana Joko Widodo.
Yang kami hormati, wakil presiden RI, Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin beserta ibu nyai Wury Ma’ruf Amin.
Yang saya hormati, presiden ke-5 RI, ibu H. Megawati Soekarnoputri.
Yang saya hormati, ibu negara ke-4 RI, ibu nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.
Yang mulia, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, K.H. Miftahul Achyar.
Yang mulia, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, K.H. Ahmad Musthofa Bisri.
Para pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri cabinet Indonesia Maju, para undangan yang kami muliakan.
Hadirin sekalian, jamaah, warga Nahdlatul Ulama, pecinta-pecinta Nahdlatul Ulama yang saya cintai.
Satu abad ini adalah satu abad riyadhah, satu abad tirakat, tirakat dari wali-wali, tirakat dari para kiai, tirakat dari segenap warga pecinta Nahdlatul Ulama yang dalam keadaan apapun tidak pernah berhenti meyakini bahwa berkah Nahdlatul Ulama adalah bekal masa depan yang lebih mulia bagi kita semua.
Yang tidak pernah berhenti meyakini bahwa Indonesia adalah tanah yang dilimpahi ridho Allah, diberkahi oleh Allah, untuk menjadi titik tolak masa depan yang lebih mulia bagi umat manusia. Tidak pernah berhenti meyakini bahwa dalam keadaan apapun pertolongan Allah akan senantiasa bersama kita.
Tirakat satu abad menjelma berkah raksasa, tirakat satu abad mendigdayakan Nahdlatul Ulama.
Hari ini kita melangkahkan kaki memasuki gerbang abad ke-2 Nahdlatul Ulama. Tidak ada yang lebih patut untuk kita lakukan pada kesempatan seperti ini selain syukur, syukur, kepada anugerah Ilahi. Ber-tabarruk dengan Khidmah sekuat-kuatnya, Khidmah dengan kerja keras, Khidmah dengan lebih cerdas, Khidmah dengan sepenuh ikhlas, untuk mendapatkan bagian dari barokah raksasa itu bagi diri kita masing-masing.
Pak Jokowi dan ibu, sugeng rawuh, selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Para kiai, para nyai, para ulama, selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Para tamu, para hadirin, selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Banser! Selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Muslimat! Fatayat! Pagar Nusa! Ishari! Para banom! Kader-kader NU! Selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama!
Warga NU, pecinta-pecinta NU yang aku cintai, selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Indonesia! selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama!
Dunia! Selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
O Universe, welcome to the 2nd century of Nahdlatul Ulama.
Ayyuhal ‘Alam, ahlan wa sahlan wa marhaban bi hudlurikum fil qorni ats-tsani li nahdlatil ulama.
Wahai abad ke-2, wahai abad ke-2, rengkuhlah kami, rengkuhlah kami dalam berkah, dalam harapan, dalam prasangka baik, akan ridho Allah, pertolongan Allah yang Maha Rahman, yang Maha Esa.
Wallahu yuwaffiquna fi ma nuhibbu wa yuhibbullahu.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.
Demikian teks lengkap pidato Gus Yahya di puncak acara Resepsi Harlah Satu Abad NU. Semoga di abad ke-2, Nahdlatul Ulama terus istiqomah menyebarkan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin.
Selamat merayakan Harlah Satu Abad NU, Merawat Jagat, Membangun Peradaban. [NH]