Tata Cara Sa’i, Syarat, Beserta Sunnahnya

Tata Cara Sa’i, Syarat, Beserta Sunnahnya

Sa’i merupakan salah satu rukun haji dan umrah yang harus dikerjakan oleh jemaah haji. Mengutip Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kemenag RI, sa’i menurut bahasa artinya “berjalan” atau “berusaha”. Sedangkan menurut istilah, sa’i adalah berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwah dengan syarat dan tata cara tertentu.

Tata Cara Sa’i, Syarat, Beserta Sunnahnya
Ka’bah dan Makkah al-Mukarramah

Sa’i merupakan salah satu rukun haji dan umrah yang harus dikerjakan oleh jemaah haji. Mengutip Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kemenag RI, sa’i menurut bahasa artinya “berjalan” atau “berusaha”. Sedangkan menurut istilah, sa’i adalah berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwah dengan syarat dan tata cara tertentu.

Sebelum sa’i, jemaah harus mengetahui syarat-syarat pelaksanaanya. Berikut syarat-syarat sa’i:

  1. Didahului dengan thawaf;
  2. Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah;
  3. Menyempurnakan tujuh kali perjalanan dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Perjalanan dari Shafa ke Marwah terhitung satu kali putaran, dan kembalinya dari Marwah ke Shafa terhitung satu putaran selanjutnya;
  4. Dilaksanakan di tempat Sa’i.

Adapun sunnah-sunnah sa’i, di antaranya:

  1. Setelah mendekati bukit Shafa hendaknya membaca:

إن الصفا والمروة من شعائر الله، أبدأ بما بدأ الله به

Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu adalah termasuk syiar agama Allah. Aku memulai sai dengan apa yang didahulukan oleh Allah.” (HR. Muslim)

  1. Berjalan biasa di antara Shafa dan Marwah. Kecuali di sepanjang lampu hijau, khusus untuk jemaah laki-laki disunnahkan berjalan cepat (berlari-lari kecil).
  2. Saat naik ke bukit Shafa, hendaknya menghadap Kiblat dan membaca kalimat tauhid dan takbir sebanyak tiga kali:

اللهُ أَكْبَرٌ اللهُ أَكْبَرٌ اللهُ أَكْبَرٌ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

“ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR. LAA ILAAHA ILAALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU. LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI`IN QADIIR. LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU ANJAZA WA’DAHU WANASHARA ‘ABDAHU WAHAZAMAL AHZABA WAHDAH.”

“Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah satu-satunya, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah kerajaan dan segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah satu-satunya, Yang Maha Menepati janji-Nya, menolong hamba-hamaba-Nya dan menghancurkan musuh-musuh-Nya.” (HR. Muslim)

  1. Dalam perjalanan sa’i, jemaah haji disunnahkan berzikir kepada Allah, membaca ayat-ayat al-Qur’an, dan berdoa untuk keselamatan dunia dan akhirat.
  2. Saat berada di titik hijau bukit Shafa dan Marwah, membaca doa:

 رب اغفر وارحم إنك أنت الأعز الأكرم

“Ya Rabb, ampunilah aku, sayangilah aku, sungguh Engkaulah Maha Perkasa dan Yang Mahamulia.”

  1. Mengerjakan sa’i secara berturut-turut (muwalat) tanpa berhenti kecuali ada uzur.

Tata cara sa’i di atas disarikan dari buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.