Nabi Ayub Alaihis Salam adalah salah satu Nabi yang sabar. Kesabarannya menjadi teladan bagi umat manusia dalam menghadapi cobaan. Namun cintanya kepada Allah menjadikan Nabi Ayyub selalu sabar dan tawakal. Salah satunya dikisahkan oleh sufi besar Abu Ali ad Daqaq, dinukil dari kitab Risalah Qusyairiyah karya Abu Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi an Naisaburi.
Disebutkan oleh Abu Ali ad Daqaq bahwa Nabi Ayyub pernah menangis hingga buta matanya. Kemudian Allah menyembuhkannya. Mata Nabi Ayyub bias melihat kembali. Nabi Ayub kemudian menangis lagi hingga matanya kembali tidak melihat.
Lalu Allah SWT. mewahyukan kepadanya,”Jika tangisan ini ( tangisan Nabi Ayub-red) karena surga, maka telah Aku izinkan surga untukmu. Jika karena takut neraka, maka Aku melindungi dari neraka.”
Kemudian Nabi Ayyub menjawab,”Bukan, tetapi karena aku rindu kepada-Mu.”
Allah kemudian berfriman,”Karena itulah Aku menjadikan kamu Nabi-Ku dan Kalim-ku( orang yang diberi kesempatan berbicara dengan Allah secara langsung) selama sepuluh tahun.”
Rindu kepada Allah merupakan bagian yang sangat penting dalam perjalanan spiritual kaum sufi. Abu Ali Ad Daqaq pernah berkata,”Barang siapa rindu kepada Allah maka segala sesuatu akan rindu kepada-Nya.”