Betapa luasnya Rahmat Allah SWT. Ketika hamba-Nya meminta pertolongan kepada-Nya, Dia tidak hanya pasti menolong hamba-Nya itu, melainkan juga akan melimpahkan pahala karena si hamba telah meminta pertolongan kepada-Nya.
Saya teringat satu ceramah Gus Mus tentang sifat Allah SWT, yakni Maha Pengampun. Menurut beliau, Allah itu hobine ngapuro atau hobi mengampuni hamba-Nya yang berbuat dosa. Tidak hanya pasti Mengampuni hamba-Nya yang mau bertaubat atas dosa dan kesalahannya, Allah juga memberi pahala untuk perbuatan taubat itu. Artinya, di samping mendapat ampunan, seorang hamba juga mendapat pahala karena telah melaksanakan perintah Allah untuk bertaubat.
Manusia Membutuhkan Pertolongan Allah
Setiap manusia pasti pernah melewati masa-masa sulit di dalam hidupnya. Beragam persoalan hidup selalu siap menghadang di depan mereka. Persoalan keluarga, akademik, pekerjaan, dan lain sebagainya. Terkadang, mereka dengan mudah mengatasi semua persoalan itu. Namun, tak jarang pula mereka takluk dan pasrah karena beratnya persoalan yang sedang dihadapi.
Selanjutnya, mereka mencoba meminta pertolongan kepada orang di sekitar. Ketika meminta pertolongan kepada sesama manusia, pertolongan tak selalu datang. Karena, bisa jadi orang yang diminta juga tidak bisa memberikan sesuatu yang diharapkan. Lalu, ketika sudah mentok seperti itu, ke mana manusia harus meminta pertolongan?
Tentu tidak sulit bagi orang-orang yang beriman untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jawabannya tidak lain adalah meminta pertolongan kepada Allah Sang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Bahkan, seandainya manusia mendapat pertolongan dari sesama manusia, pada hakikatnya hal itu juga merupakan salah satu bentuk pertolongan Allah yang diberikan melalui perantara hamba-Nya yang lain.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.s. Al-Baqarah [2] ayat 107, wa ma lakum min dunillah min waliyyin wa la nasir, tidak ada bagimu pelindung dan penolong selain Allah. Atau Firman-Nya dalam Q.s. Ali Imran [3] ayat 126, wa ma an-nashru illa min ‘indillahil ‘azizil hakim, dan tidak ada pertolongan kecuali itu datang dari sisi Allah SWT.
Meminta Pertolongan Diganjar Pahala
Di awal tulisan ini, telah disebutkan bahwa selain memberi ampunan, Allah SWT juga melimpahkan pahala kepada seorang hamba yang meminta ampunan kepada-Nya (bertaubat). Pahala itu didapatkan karena si hamba telah melaksanakan perintah untuk bertaubat.
Demikian pula dengan meminta pertolongan. Seorang hamba diperintahkan untuk meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT. Perintah untuk melakukannya dapat ditemukan dari ayat-ayat yang berbicara tentang perintah untuk berdoa, yang sejatinya juga merupakan bentuk meminta pertolongan.
Oleh karena itu, seorang hamba yang meminta pertolongan kepada Allah, ia tidak hanya akan mendapatkan pertolongan-Nya, melainkan juga pahala karena telah melaksanakan perintah untuk meminta pertolongan kepada-Nya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-Qusyairi ketika beliau menjelaskan makna isyarat Q.s. Ali Imran [3] ayat 152. Beliau mengatakan,
إنه سبحانه يجازيك على استنصارك به
“Allah SWT memberi balasan untukmu atas permintaan-tolongmu kepada-Nya.”
Inilah bukti betapa luasnya Rahmat Allah SWT kepada hamba-Nya. Ketika kita meminta pertolongan kepada manusia, mereka belum tentu akan menolong. Namun, ketika meminta pertolongan kepada Allah, Dia pasti menolong. Bahkan mengganjar pahala karena kita telah meminta pertolongan kepada-Nya. Sebagaimana pendapat yang dikutip oleh Imam Al-Qusyairi saat melanjutkan penjelasannya di atas,
ويقال: كل من استنصرت به احتجت على أن تعطيه شيئا من كرائمك ثم قد ينصرك وقد لا ينصرك. فإذا استنصرته سبحانه يعطيك كل لطيفة, ولا يرضى بألا ينصرك
“Dikatakan: Setiap orang yang kamu mintai pertolongan, kamu perlu untuk memberinya sesuatu terlebih dahulu. Kemudian, kadang-kadang ia menolongmu, tapi juga kadang-kadang ia tidak menolongmu. Sedangkan, apabila kamu meminta pertolongan kepada Allah, niscaya Dia pasti akan melimpahkan segala kelembutan-Nya. Dan Dia juga tidak Ridho jika Diri-Nya tidak menolongmu.”
Dengan demikian, benarlah Firman Allah SWT yang menjelaskan bahwa mustahil bagi manusia untuk menghitung jumlah Rahmat dan kenikmatan yang telah Allah limpahkan bagi hamba-Nya itu. Malulah kita apabila kita masih lalai untuk memuji-Nya dan mensyukuri segala Rahmat-Nya. Wallahu A’lam. [NH]