Tafsir Surat Yasin Ayat 78-79: Kisah Tulang Belulang

Tafsir Surat Yasin Ayat 78-79: Kisah Tulang Belulang

Tafsir surat Yasin ayat 78-79

Tafsir Surat Yasin Ayat 78-79: Kisah Tulang Belulang
Kitab-kitab yang disusun rapi.

Pada artikel sebelumnya sudah diterangkan bahwa orang-orang musyrik yang durhaka dan sombong kepada Allah SWT tidak menyadari dan tidak berpikir tentang asal kejadian mereka. Dalam ayat 77 lalu kita juga diingatkan bahwa manusia tidak patut sombong karena mereka berasal dari sperma yang hina. Pada ayat lanjutannya ini kita akan membaca tentang riwayat yang bercerita tentang ‘al-insan’ yang mendatangi Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman:

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ () قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ

wa dharaba lanaa matsalan wa nasiya khalqahu qaala man yuhyi al-‘izhaama wa hiya ramiim. qul yuhyiihaa al-ladzii ansya ‘ahaa awwala marratin wa huwa bikullli khalqin ‘aliim.

Artinya:

“Dan dia (yang durhaka itu) membuat bagi Kami satu perumpamaan; sedangkan dia melupakan kejadian (diri)nya; dia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, padahal ia telah hancur luluh?” Katakanlah (Nabi Muhammad SAW): “Ia akan dihidupkan oleh Yang menciptakannya pada kali pertama. Dan Dia Maha Mengetahui segala ciptaan.” (QS: Yasin Ayat 78-79)

Kedua ayat di atas menurut Ibnu Jarir al-Thabari sebagaimana tertuang dalam Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran bersumber dari tiga jalur riwayat dari Muhammad bin ‘Umarah dari Mujahid, dari Muhammad bin Amr dari Mujahid, dan dari Basyar dari Qatadah, berkata bahwa ayat di atas bercerita tentang Ubay bin Khalaf. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Ubay bin Khalaf mendatangi Rasulullah SAW dengan membawa tulang unta yang dibungkus. Ubay kemudian membuka bungkusan itu dan melemparkannya sehingga terbuka lalu diremukkannya tulang itu seraya berkata kepada Nabi, “Hai Muhammad! Siapa yang akan menghidupkan tulang hancur ini?”

Nabi Muhamamd SAW menimpali, “Allah SWT yang menghidupkan dan mematikan, dan akan memasukkanmu ke dalam neraka.” Pada akhirnya Ubay bin Khalaf terbunuh oleh pasukan Muslim dalam perang Uhud.

Dari riwayat yang lain, al-Thabari menjelaskan bahwa ayat di atas berkaitan dengan al-‘Ash bin Wa‘il. Bersumber dari riwayat Ya’qub bin Ibrahim dari Hasyim dari Abu Basyar dari Ssa’id bin Jubair, ia berkata: “al-‘Ash bin Wa‘il datang kepada Rasulullah SAW dengan tulang yang tertutup. Kemudian ia mematahkan tulang itu dengan kedua tangannya sambil berkata kepada Nabi, “Hai Muhammad! Apakah Allah akan membangkitkan dan menghidiupkan ini (tulang) setelah aku patahkan?”

Nabi SAW menjawab, “Ya. Allah SWT akan membangkitkannya lagi. Dialah yang akan mematikan dan menghidupkanmu lagi, lalu memasukkanmu dalam neraka jahannam.” Lalu turunlah ayat ini.

Dalam riwayat yang lain, kata al-Thabari, tepatnya dari Muhammad bin Sa’ad dari Abdullah bin Abbas orang yang diceritakan tersebut adalah Abdullah bin ‘Ubay.

Sama seperti al-Thabari, Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Quran al-‘Adzim yang meriwayatkan dari Mujahid, ‘Ikrimah, ‘Urwah bin al-Zubair, al-Suddi, dan Qatadah, berkata bahwa ayat di atas dilatarbelakangi kedatangan Ubay bin Khalaf kepada Rasulullah SAW dengan membawa tulang kering.

Ubay kemudian bertanya, “ Hai Muhammad! Apakah kamu mengira bahwa Allah akan membangkitkan ini (tulang yang dipegangnya)?”

Nabi SAW menjawab, “Ya, Allahlah yang mematikanmu kemudian membangkitkanmu dan mengumpulkanmu di dalam neraka.”

Begitu pun dengan riwayat dari Ibnu ‘Abbas sebagaimana dimuat oleh al-Thabari juga diceritakan Ibnu Katsir dalam tafsirnya.

Sama seperti kedua mufassir di atas, Syekh Nawawi al-Bantani dalam Tafsir al-Munir atau dikenal dengan Marah Labid menuliskan versi yang agak lebih lengkap. Diceritakan bahwa orang-orang kafir Quraish sedang berkumpul sambil mengobrolkan isu-isu yang terjadi di Meka. Kemudian Ubay bin Khalaf berkata kepada mereka, “Apakah kalian tahu tentang apa yang dikatakan Muhammad bahwa Allah akan membangkitkan orang-orang mati?”

Ubay kemudian bersumpah, “Demi Latta dan Uzza! Aku akan menemuinya. Lalu aku akan mengoloknya.” Ubay pun pergi sambil menenteng tulang.

Setelah bertemu Nabi SAW, Ubay kemudian mematahkan tulang tersebut dengan kedua tangannya sambil bertanya, “Sungguh Tuhanmu akan menghidupkan tulang ini?”

Nabi SAW menjawab, “Ya. Dia akan membangkitkanmu dan memasukkanmu ke neraka jahannam.”

Menurut M. Quraish Shihab, kata ‘romiim’ diambil dari kat ‘ramama’ yang artinya lapuk/hancur. Quraish menerangkan bahwa ayat di atas menjelaskan bahwa mewujudkan kembali sesuatu setelah kepunahannya bisa terjadi. Siapa yang kuasa mewujudkan sesuatu pertama kali, pastilah kuasa pula mengulangi wujudnya untuk kedua kalinya. Bahkan menghimpun sesuatu yang telah terpisah-pisah atau mengadakan sesuatu yang tadinya tak pernah ada. Ayat di atas, kata Quraish, mengisyaratkan bahwa lebih mudah menjadikan kembali daripada mewujudkan pertama kali karena yang kedua telah pernah ada bahannya meskipun bagi Allah SWT tidak ada istilah lebih mudah atau lebih sulit.