Abu Musa Al-Asy’ari, waktu itu sebagai gubernur Basrah, sering menerima surat tak bertanggal dari khalifah Umar bin Khattab. Beliau akhirnya mengirim sepucuk surat kepada Sang Khalifah.
إنه يأتينا منك كتب ليس لها تاريخ
(Telah sampai kepada kami surat-surat dari anda, tanpa tanggal).
Dalam riwayat lain dikatakan:
إنه يأتينا من أمير المؤمنين کتب، فلا ندري على أي نعمل، وقد قرأنا كتنا محله شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الاضي
(Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin).
Konon, karena kejadian itu Umar akhirnya mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah menentukan kalender yang nantinya akan dijadikan acuan kaum Muslim.
Sahabat yang berperan penting dalam permulaan penanggalan sendiri adalah Ali bin Abi Thalib. Beliau menyampaikan bahwa beberapa sahabat berpendapat untuk menjadikan hari ketika Nabi Saw. hijrah sebagai permulaan penanggalan.
Mendengar itu, Umar konon berkata:
الهجرة فرقت بين الحق والباطل فأرخوا بها
Para sahabat akhirnya sepakat dengan pendapat itu. Menurut beberapa pendapat, landasan kesepatan para sahabat adalah Q.S. At-Taubah ayat 108.
لمسجد أسس على التقوى أول يوم أحق أن تقوم فيه
Awwali yaumin, hari pertama masuknya Nabi SAW ke Madinah; hari dididirkannya Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun Nabi SAW; hari di mana Nabi SAW menyembah Tuhan dengan rasa aman.