Pada seri Taubat dalam Al-Qur’an sebelumnya, kita telah banyak membuka kemurahan dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang berdosa. Tak hanya diampuni, mereka yang mau bertaubat bahkan mendapat berbagai bonus dan kemuliaan yang tinggi di sisi Allah. Namun taubat yang dimaksud bukan hanya ucapan Istighfar tanpa makna. Karena Istighfar yang disertai dengan terus mengulangi dosa malah akan menjadi dosa-dosa baru.
Lalu bagaimana taubat yang sebenarnya itu? Apa saja syarat-syaratnya?
Syarat-Syarat Taubat
1. Penyesalan
Syarat terpenting dalam taubat adalah rasa menyesal. Rasulullah saw pernah bersabda bahwa inti dari taubat adalah penyesalan. Maka langkah pertama untuk taubat adalah mengakui bahwa dirinya telah melakukan kesalahan dan menyesali perbuatan itu.
2. Tekad untuk tidak mengulang kembali.
Syarat kedua ini juga tak kalah penting. Setelah menyesali kesalahan yang kita lakukan, hendaknya kita bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Tanamkan dalam hati bahwa kita akan berusaha untuk tidak terjerumus dalam lubang yang sama. Lalu bagaimana jika ternyata kita mengulanginya?
Mungkin diwaktu yang akan datang kita terkalahkan lagi oleh hawa nafsu dan mengulangi kesalahan yang sama. Namun tekad dan keinginan yang kuat itu harus tetap ada. Jika akhirnya kita melakukannya lagi, maka segeralah bertaubat dan kuatkan diri untuk tidak mengulanginya.
Intinya, jangan sampai kita mengucap taubat tanpa keinginan untuk berhenti melakukan dosa. Ini sama saja dengan mempermainkan Allah swt. Coba bayangkan, Dzat yang selama ini membuka kesempatan para pendosa untuk kembali malah dipermainkan dengan Istighfar yang hanya pura-pura saja.
3. Mengembalikan hak manusia yang diambil.
Jika taubat kita ingin diterima oleh Allah, maka kita harus mengembalikan hak sesama yang kita rampas. Sungguh Allah Maha Pengampun bagi hamba-Nya, namun jika masih ada hati manusia yang tak rela karena haknya telah dirampas maka dosa itu masih melekat pada diri kita. Biasakan diri dengan meminta maaf kepada sesama, agar beban dosa semakin ringan. Apalagi yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak kita sadari, seperti bergosip dan menggunjing orang lain.
4. Melaksanakan Hak Allah yang belum dilaksanakan.
Jika ada solat yang terlewat, puasa yang tertinggal atau ibadah lain yang menjadi Hak Allah yang belum kita laksanakan maka harus kita selesaikan terlebih dahulu agar taubat kita menjadi Taubatan Nasuha.
4 syarat ini adalah syarat yang paling urgent untuk diterimanya taubat. Tentu masih banyak pendapat lain mengenai syarat diterimanya taubat. Dan semoga masuknya kita kepada awal tahun hijriyah ini dapat menjadi awal kita untuk meraih Taubatan Nasuha.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحاً
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya.” (QS.At-Tahrim:8)
*bisa juga dibaca di sini