Dikisahkan sufi besar Dzun Nun Al Misri hendak mencuci pakaiannya di tepi sungai Nil. Ia berjalan menuju sungai besar itu. Namun ia tercekat, karena ada seekor kalajengking yang sangat besar hendak mendekatinya. Hewan berbisa itu terlihat akan menyengat Dzun Nun. Rasa cemasnya seketika datang. Kemudian Dzun Nun berdoa kepada Allah agar terhindar dari hewan tersebut.
Setelah doa selesai, seketika itu pula kalajengking berbelok tidak jadi menyengat Dzun Nun.
Binatang itu kemudian menyusuri sungai Nil. Dzun Nun penasaran dan mengikutinya dari belakang. Kalajengking itu berjalan dengan sangat cepat. Tidak lama kemudian, kalajengking itu berjalan mendatangi pohon yang rindang. Di bawah pohon tersebut tampak seorang pemuda terlihat berbaring karena mabuk berat. Si kalajengking melaju mendekati pemuda tersebut.
Dzun Nun merasa was-was kalau kalajengking itu menyengat si pemuda yang mabuk tersebut. Namun diluar dugaan, Dzun menjadi lebih terkejut lagi. Ada seekor ular yang sedang mendekati pemuda tersebut. Namun tiba-tiba kalajengking justru berkelahi dengan ular tersebut. Si ular kalah karena kepalanya disengat. Ular tersebut tewas tak terkutik.
Kalajengking kembali menyusuri sungai dan tidak jadi menyengat si pemuda yang mabuk itu. Dzun Nun kemudian duduk disisi pemuda itu. Tak berapa lama Dzun Nun melantunkan syair,
Wahai orang yang sedang terlelap,
Ketahuilah, Yang Maha Agung selalu menjaga dari setiap kekejian yang menimbulkan kesesatan. Mengapa si pemilik mata terus memejamkan mata?
Padahal mata itu dapat mendatangkan berbagai kenikmatan
Mendengar syair tersebut , pemuda mabuk itu terperanjat dan kaget. Kemudian Dzun Nun menceritakan apa yang dilihatnya kepada si pemuda tersebut. Setelah mendengar penjelasan Dzun Nun, pemuda itu kemudian menjadi sadar bahwa Allah sangat besar kasih sayang kepada hambanya. Bahkan kepada seorang pemabuk seperti dirinya.