Umat Islam merupakan umat pilihan yang memikul tanggung jawab atas kedamaian, ketentraman, serta beban berat untuk mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka dari keburukan. Dengan adanya tanggung jawab besar ini, menjadikan pendidikan agama Islam harus memberikan kontribusi melalui penanaman nilai-nilai aqidah, syariat dan akhlak.
Salah satu kitab yang mempunyai di mensi trilogi keilmuan di atas adalah kitab Sullam at-Taufiq. Kitab ini dikarang oleh Syekh Abdullah bin Husain Ba’lawi, yang mempunyai nama lengkap Sayyid Abdullah bin al-Husain bin Thohir Al-A’lawi al-Hadromi, lahir di Tarim, Hadramaut. Pada bulan Dzulhijjah, tahun 1191 H atau 1778 M . beliau dikenal sebagai ulama yang ahli dalam bidang fikih dan juga nahwu.
Judul lengkap kitab ini adalah Sullam at-Taufiq ila Mahabbatillah ‘ala at-Tahqiq, yang artinya “Tangga untuk memperoleh pertolongan Allah SWT menuju cinta-Nya.”
Dalam mukaddimahnya, beliau menuliskan, “Selanjutnya, ini adalah sebuah karya kecil yang telah diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk menghimpun mengenai hal-hal yang wajib dipelajari, diajarkan dan dipraktekkan, baik untuk kalangan awam maupun kalangan khusus. Wajib adalah sesuatu yang Allah SWT menjadikan pelakunya dengan pahala dan mengancam orang yang tidak mengajarkannya dengan siksaan”.
Harapan beliau ketika menulis kitab Sullam at-Taufiq, agar kitab tersebut bisa menjadi pegangan setiap muslim untuk dipelajari, diajarkan, bahkan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, karena jika telah mampu memahami dan melakukan hal-hal yang wajib, maka melakukan hal-hal yang sunnah akan dilakukan dengan senang hati, dan jika hal tersebut sudah tercapai maka akhirnya akan benar-benar mampu menggapai cinta Allah SWT dan ridha-Nya.
Oleh karena itu, Syekh Abdullah bin Husain Ba’lawi menyusun kitab Sullam at-Taufiq ini dengan hal-hal pokok dalam pendidikan Islam. Dengan cermat, beliau memasukkan 3 cabang keilmuan dalam Islam yang menjadi pondasi dasar pada diri setiap muslim, yaitu ilmu tauhid, ilmu fikih dan ilmu tasawuf. Ketiga cabang ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnnya. Oleh karena itu, ketiga cabang ilmu tersebut ditulis dalam satu kitab yang bernama Sullam at-Taufiq.
Pembahasan-pembahasan yang ada dalam kitab Sullam at-Taufiq, juga hanya terbatas pada perkara-perkaya yang dihukumi fardhu ain yang wajib dipelajari setiap mukallaf, karena ilmu yang terkandung dalam kitab ini, sudah cukup untuk membentuk pribadi muslim saleh yang sanggup menjalankan kewajiban-kewajiban utama dalam statusnya sebagai orang yang memeluk agama Islam.
Jika ilmu fikih menjaga Islam, maka ilmu tauhid menjaga iman, dan ilmu tazkiyah atau suluk (tasawuf) menjaga ihsan. Trilogi keilmuan pokok islam inilah yang selama ini banyak mendapat kajian, pembahasan dan pembacaan khususnya di pesantren-pesatren yang ada di Indonesia, melalui kitab-kitab kuning seperti Sullam at-Taufiq.
Selain itu, kitab ini juga lebih digemari oleh kiai-kiai kampung dalam berdakwah dan mengajarkan Islam kepada masyarakat awam. Melalui kitab ini, para kiai-kiai kampung membumikan ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin di kalangan masyarakat akar rumput.
Kitab ini merupakan kitab yang cocok untuk orang-orang yang ingin belajar Islam, karena kitab ini merupakan salah satu kitab-kitab dasar yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan Islam dengan mudah, baik dalam lingkup fikih, aqidah maupun tasawuf.
Wallahu A’lam.