Nabi dan Rasul adalah makhluk yang terlahir dalam wujud dan bentuk manusia secara jasad, oleh sebab itu beliau berprilaku sebagaimana umumnya manusia. Ia perlu makan, minum, bergerak, berumahtangga, bermasyarakat, dan lain sebagainya dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan Nabi punĀ mengalami sakit dan rasa lapar serta haus, namun itu semua bukanlah sifat kekurangan dari seorang Nabi, akan tetapi itu semua sebagai bukti bahwa Nabi itu seorang manusia. Namun ia bukan seperti manusia biasa, karena ia telah dipilih dan utus oleh Allah Swt untuk menyampaikan firman-firman-Nya kepada seluruh umat manusia.
Hikmahnya para Nabi dan Rasul yang merupakan sebaik-baiknya manusia itu bisa terkena penyakit, diantaranya Ia mendapatkan pahala yang sangat besar di sisi Allah Swt. dengan meningkatkan nilai ibadahnya berupa ketaatan dan kesabaran di hadapan Allah Swt.
Dan dapat memberikan suritauladan kepada manusia agar tidak mudah menyerah dan putus asa atas coba yang diberikan oleh Allah Swt. Juga mengajarkan kepada umat manusia bahwa dunia itu tempatnya coba dan ujian dari sang pencipta.
Selain itu, bahwa coba yang diberikan kepada para Nabi itu dapat memberikan hikmah kepada kita agar meyakini akan ke-EsaanNya dalam terciptanya segala sesuatu di alam semeta ini. Mukjizat yang yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul itu pada hakikatnya adalah kuasa serta kekutan-Nya. Terbukti mereka tidak berdaya untuk menghindar atau melepaskan diri dari coba yang diberikan oleh Allah Swt.
Para Nabi itu sama halnya dengan manusia lainnya tidak dapat memberikan kemanfaatan dan menolak mara bahaya dengan upaya serta kekuatan dirinya, namun segala kenikmatan yang dianugrahkan kepadanya itu semua terjadi atas kehendak dan ridlo-Nya.