Sebagai seorang Imam Madzhab, Imam Syafi’I merupakan sosok imam yang memiliki karakterisktik yang patut untuk dijadikan teladan bagi kita semua, bukan hanya perkembangan dari madzhabnya yang berkembang sangat pesat, bahkan di Indonesia penganut madzhab Syafi’I merupakan penganut madzhab yang paling banyak.
Kesungguhan imam Syafi’I dalam mencari hadis merupakan salah satu dari sikap teladannya yang patut dicontoh. Imam Syafi’I dikenal sebagai seseorang yang menguasai berbagai macam bidang keilmuan, dan dikenal sebagai seorang yang banyak menghafal hadis. Namun, salah satu hal yang paling patut dijadikan teladan dari beliau ketika mencari hadis adalah kehati-hatiannya ketika mengumpulkan hadis tersebut, sehingga banyak dari hadis yang dikumpulkannya adalah hadis Shahih
Imam Syafi’I sering bertanya dan bertukar fikiran tentang hadis-hadis saat mengumpulkannya dan diantara contoh paling baik ialah pesan Imam Syafi’i kepada Imam Ahmad bin Hanbal: Engkau lebih mengetahui akan hadits-hadits dari aku. Oleh karena itu jika ada hadis yang sahih, beritahulah aku, samahalnya ketika ada hadis dari Kufah, Basrah atau Syria. Beritahulah aku supaya aku dapat berpegang kepadanya asalkan ia adalah sahih.
Teladan lain yang tidak boleh kita lupakan ialah kisah Imam Syafi’i yang mengimami shalat subuh di masjid yang bersebelahan dengan kubur Abu Hanifah. Beliau shalat tanpa membaca doa qunut dan apabila ditanya seseorang sehabis shalat Imam Syafi’i menjawab:
Masak aku hendak melakukan sesuatu yang berlainan dari apa yang diajarkan olehnya (Abu Hanifah) padahal aku berada disebelahnya.
Walaupun pada asalnya Imam Syafi’i berpendapat bahwa doa qunut itu sunat dibaca dalam shalat subuh tetapi pendapatnya itu dikebelakangkan sebagai menghormati Abu Hanifah yang berpendapat doa qunut itu tidak sunnah dibaca. Disamping itu Imam Syafi’i juga tidak berqunut pada pagi itu untuk memudahkan jamaahnya yang mayoritas pada saat itu adalah pengikut Abu Hanifah. Sifat imam Syafi’I yang menunjukan penghormatan terhadap Imam Abu Hanifah merupakan salah satu sifat yang patut untuk dijadikan contoh teladan, meskipun beliau adalah seorang Imam Madzhab yang sama dengan Imam Abu Hanifah namun beliau tetap menunjukan penghormatannya kepada Imam Abu Hanifah.
Jika kita belajar dari sosok seperti Imam Syafi’i maka yang paling menonjol dari beliau adalah kemampuannya untuk menerima dan mengantisipasi perubahan. Kenyataan bahwa ada yang disebut qaul qodim dan qaul jaded itu saja sudah menunjukkan bahwa Imam Syafi’i menolak kejumudan atau stagnasi dalam pemikiran dan tindakan. Beliau adalah tipe cendekiawan yang senantiasa mencari tanpa henti. Padahal dengan kapasitas inteleknya yang luar biasa bisa saja beliau menjadi seorang yang berada dekat dengan pusat kekuasaan. Teladan yang harus kita ikuti dari beliau adalah menjadikan tafaqquh fid dien sebagi etos kehidupan yang akan mampu menjawab tantangan dalam kehidupan dan ikut meningkatkan kualitas manusia di sekitarnya. [Anis Al-Fadlilah]
Disarikan dari buku “Biografi Empat Imam Mazhab: Riwayat Intelektual dan Pemikiran Mereka” yang ditulis oleh Uatadz Rizem Aizid