Kalau ditanya siapakah sebenarnya orang yang beruntung itu? Mungkin beberapa orang akan menjawab berbeda-beda, tergantung orang-orang mengartikan kata “beruntung” itu apa. Ada yang bilang orang yang beruntung ialah orang yang memiliki harta yang banyak, rumah mewah lagi megah, anak yang ditinggalkan harta warisan yang banyak, itulah orang-orang yang beruntung. Ada juga yang bilang orang yang dapat undian dan kaya mendadak.
Masih banyak yang beranggapan bahwa keberuntungan berarti kaya harta. Berikut keberuntungan yang dijelaskan Allah SWT dalam Alquran:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.” (QS. Al-Mu’minuun: 1-5)
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90)
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumuah: 10)
Ayat ini menjelaskan bahwa pentingnya ibadah shalat dan keharusan untuk bekerja menggali rezeki yang Allah tebarkan di muka bumi yang luas ini. Dan juga kita diianjurkan untuk banyak berdoa, selalu mengingat Allah SWT agar kita termasuk orang-orang yang beruntung.
Dari banyak penjelasan yang Allah SWT sampaikan dalam Alquran di atas, jelaslah bahwa orang yang beruntung adalah yang bisa berubah ke arah yang lebih baik. Dari yang tadinya belum beribadah, menjadi suka beribadah, dari yang semula berbuat maksiat berubah menjadi taat. Dari yang tadinya jauh dari Allah menjadi orang yang selalu merasa diperhatikan Allah.
Intinya, orang yang beruntung ialah orang yang selalu berusaha untuk selalu dekat dengan Allah SWT, dan Allah pun ridha padanya.Orang-orang yang mau dan patuh mengikuti semua petunjuk-petunjuk yang Allah berikan, maka dipastikan hidupnya akan jauh dari rasa takut dan tiada mereka bersedih hati.
Ketahuilah hanyalah Iblis yang tiada mau bersujud kepada Allah SWT, sifat-sifat iblislah yang ingkar, yang selalu menolak dengan apa yang Allah SWT perintahkan, pembangkang dan suka menyombongkan diri. Dan setan telah bersumpah akan membuat manusia satu sama lain menjadi musuh bagi mereka, maka jauhilah segala bentuk perbuatan-perbuatan setan dan kita manusia inshaalah menjadi pribadi-pribadi yang rabbani, pribadi yang selalu dekat dengan Tuhan.
Jika Allah sudah ridha pada hamba-Nya, maka semua permohonannya akan dikabulkan, dimudahkan segala urusannya.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablak bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)