Pada masa sekarang, cincin umumnya digunakan untuk perhiasan, atau sebagai tanda pernikahan. Dalam Islam, laki-laki dan perempuan dibolehkan menggunakan cincin. Tapi mayoritas ulama mengatakan, laki-laki tidak boleh menggunakan cincin yang terbuat dari emas, sementara perempuan dibolehkan.
Rasulullah dulu juga memakai cincin. Cincin Rasulullah tidak hanya sebatas untuk perhiasan, tetapi memiliki fungsi lebih dari itu, sebagai stempel ketika mengirim surat, khususnya surat kepada penguasa, karena mereka tidak mau menerima surat yang tidak ada stempelnya. Dalam Syamail Muhammadiyah, dikutip beberapa hadis yang menjelaskan perihal cincin Rasulullah. Di antara hadisnya sebagai berikut:
عن أنس بن مالك، قال: كان خاتم النبي صلى الله عليه وسلم من ورق، وكان فصه حبشيا
“Anas bin Malik berkata, ‘Rasulullah SAW memiliki cincin dari perak, dan permatanya batu habasyi (ethiopia).”
عن ابن عمر: أن النبي صلى الله عليه وسلم اتخذ خاتما من فضة، فكان يختم به ولا يلبسه
“Ibnu Umar menyaksikan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki cincin dari perak. Beliau menggunakan itu sebagai stempel surat, dan tidak memakainya.”
Rasulullah memiliki cincin dari perak. Batu permatanya terbuat dari batu Habasyi, atau Ethiopia. Rasulullah jarang memakainya, karena biasanya digunakan untuk stempel surat. Tapi dalam beberapa hadis yang lain disebutkan bahwa Rasulullah juga memakainya untuk keseharian.
Masih dalam riwayat Anas bin Malik:
لما أراد رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يكتب إلى العجم، قيل له: إن العجم لا يقبلون إلا كتابا عليه خاتم، فاصطنع خاتما، فكأني أنظر إلي بياضه في كفه
“Anas bin Malik berkata, ketika Rasulullah mengirim surat kepada raja dan penguasa masa itu, dikatakan kepada Rasulullah, sesungguhnya para penguasa itu tidak akan menerima surat yang tidak ada stempelnya. Rasulullah kemudian membuat cincin, saya melihat kilauan perak di tangannya.”
Anas bin Malik berkata:
كان نقش خاتم رسول الله صلى الله عليه وسلم: محمد: سطر، ورسول: سطر، والله: سطر
“Ukiran cincin Rasulullah SAW adalah Muhammad Rasulullah. Kalimat itu dibuat tiga baris: Muhammad satu baris; Rasul satu baris; dan Allah satu baris.”
Kalimat “Muhammad Rasulullah” menjadi ciri khas ukiran cincin Rasulullah. Kalimat ini ditulis tidak memanjang, karena agak aneh kalau ukiran cincin atau permata cincin dibuat memanjang. Kalimat ini dibuat jadi tiga baris: baris pertama bertulis Muhammad, baris kedua Rasul, dan baris ketiga, Allah.
Karena ukiran cincin Rasulullah bertulis kalimat suci, Rasulullah mencopot cincin ketika masuk toilet ataupun kamar mandi.
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا دخل الخلاء نزع خاتمه
“Nabi SAW mencopot cincinnya ketika masuk toilet”
Sepeninggal Rasulullah, cincin yang biasa dipakai Rasulullah dipegang oleh Abu Bakar, kemudian Umar bin Khattab, dan terakhir Utsman bin Affan. Ketika cincin itu berada di tangan Utsman bin Affan, cincin Rasulullah hilang, sebab ketika duduk di pinggir kolam Aris, dekat masjid Quba, cincin Rasul yang ada di tangan Utsman bin Affan jatuh ke dalam Sumur. Beliau sudah berusaha untuk mencarinya, tapi tidak ditemukan:
Ibnu Umar berkata:
اتخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم خاتما من ورق، فكان في يده، ثم كان في يد أبي بكر، ويد عمر، ثم كان في يده عثمان، حتى وقع في بئر أريس، نقشه: محمد رسول الله
“Rasulullah memiliki cincin dari perak. Setelah beliau meninggal, cincin itu berada di tangan Abu Bakar, Umar bin Khattan, dan Utsman bin Affan. Tapi cincin Rasul jatuh ke dalam sumur Aris, ketika dipakai Utsman bin Affan. Ukiran cincin Rasulullah: Muhammad Rasulullah.”