Apabila kamu saat-saat ini mengunjungi Yordania, maka akan melihat gua tempat Ashabul Kahfi. Tempat tersebut berjarak delapan kilometer dari Amman, ibu kota Yordania. Pada zaman dulu, Amman disebut dnegan nama Philadelphia. Sebuah kota yang amat indah berhiaskan patung-patung. Bukan sebagai dekorasi saja, namun juga sebagai sesembahan mereka (Tuhan/Dewa).
Letak gua tempat tertidurnya Ashabul Kahfi selama ratusan tahun, diantara desa Al-Raqim dan desa Abu ‘Alanda. Orang-orang akan melihat tujuh batu nisan dan akan melihat sebuah batu nisan kecil yang diyakini kuburan Kotmirun, anjing Ashabul Kahfi. Gua tersebut ditemukan seorang arkeolog bernama Wafa Al-Dajjani sekitaran tahun 1964. Melalui temuannya inilah, ia telah mematahkan klaim sejarawan Eropa yang mengatakan bahwa gua Ashabul Kahfi berada di Afsus, Turki.
Raja Trojan
Pada tahun 106 M, pasukan Romawi yang dipimpin Kaisar Trojan berhasil menduduki Yordania. Sebelum adanya ekpedisi militer ini, Suriah, Palestina dan Yordania telah mendapat otonomi. Pemerintah pusat Romawi hanya memungut pajak dari negeri-negeri ini karena minoroitasnya pasukan Romawi. Barulah pada tahun 112 M, Kaisar Trojan berhasil menduduki penuh negeri-negeri ini.
Kaisar Trojan merupakan seorang penyembah berhala yang taat. Ia tak segan mengejar orang-orang beriman seperti pengikut Isa. Saat berhasil menduduki ketiga negeri tersebut, ia mengeluarkan perintah bahwa ia tak segan menghukum mati bagi mereka pengikut Isa dan yang berani menolak Tuhan berhala mereka serta orang-orang yang tidak taat pada negara.
Pada masa itulah orang-orang beriman hidup dalam ketakutan. Mereka pun juga terkadang harus menyembah berhala meskipun secara pura-pura. Pemerintah pun kala itu juga akan memeriksa agama yang dianut rakyat mereka. Hal itulah yang menyebabkan cemas lagi takut orang-orang beriman.
Tujuh pemuda yang tertidur panjang
Di kota Philadelphia, terdapat tujuh pemuda beriman sedang kebingungan harus berbuat apa. Mereka hanya punya dua pilihan, kekafiran atau kematian. Di saat genting tersebutlah, mereka memutuskan untuk meninggalkan kota itu. Ketika mereka hendak pergi sembari membawa satu anjing mereka, petugas pemeriksa agama menghadang mereka. Namun, mereka berhasil lolos karena mengatakan hendak pergi berburu.
Sejarah menyebutkan, ketujuh pemuda tersebut bernama Maxminyanius, Amlikhius, Motyanius, Danius, Yanius, Aksa Kadtho Niyanius dan Antonius serta anjing penjaga mereka Kotmirun. Mereka pergi menuju ke sebuah gua berjarak tujuh kilometer dari kota. Letak tempat itu berada dekat sebuah desa bernama Al-Raqim.
Mereka kelelahan dan merasa ngantuk saat memasuki gua tersebut. Mereka juga cemas jikalau pasukan Romawi menemukan mereka di gua persembunyian mereka. Namun, akhirnya mereka pun tertidur juga karena merasa capek seharian tak tidur.
Sedangkan anjing penjaga mereka, diperintahkan untuk menjaga di depan pintu gua. Mereka tidur dengan mata terbuka dan anjing mereka pun juga tak bergerak di depan pintu. Andai ada orang yang melihat mereka tertidur begitu, sungguh menjadi sebuah pemandangan yang menakutkan. [bersambung]
Diceritakan ulang oleh Danny Setiawan Ramadhan dari buku “The Greatest Stories of Al-Qur’an” karya Syekh Kamal As Sayyid