Islam sejak dulu menentang diskriminasi terhadap orang atau kelompok yang berbeda, baik perbedaan itu disebabkan karena perbedaan agama, suku, bangsa, warna kulit, dan lain-lain. Seluruh manusia diberlakukan setara di hadapan Islam. Dahulu, Rasulullah pernah menegur seorang sahabat yang memanggil orang dengan sebutan “anak orang kulit hitam”. Ujaran ini dilontarkan karena mungkin yang bersangkutan merasa terlahir dari suku yang lebih tinggi strata sosialnya. Ketika mendengar panggilan seperti itu, Rasulullah langsung menegur sahabat yang mengejek orang lain dengan sebutan “anak orang hitam”. Rasulullah mengatakan, “perbuatanmu itu adalah perilaku orang-orang jahiliyah yang tercela”.
Merasa diri paling mulia karena terlahir dari lingkungan yang strata sosialnya dianggap tinggi merupakan perbuatan jahiliyah yang sejak dulu sudah ditentang Rasulullah. Semangat ajaran yang dibawa Rasulullah adalah kesetaraan, semua manusia sama, dan tidak boleh diberlakukan secara berbeda. Karenanya, Rasulullah sangat menentang warisan-warisan jahiliyah yang masih hinggap dalam pikiran sebagian sahabat Nabi.
Semangat kesetaraan yang dibawa Rasulullah itu terdokumentasi dalam banyak hadis. Anas bin Malik, dalam riwayat al-Baihaqi, mengisahkan dahulu ada orang pemuda menghadap Rasulullah. Dia berkata, “Wahai Rasul, saya ini laki-laki berkulit hitam, wajahnya jelek, dan miskin, kalau saya ikut perang dan meninggal, apakah akan masuk surga?” Rasulullah menjawab, “Iya”.
Pemuda kulit hitam tersebut langsung ikut perang melawan musuh-musuh Islam pada waktu itu dan terbunuh. Jasadnya dibawa ke hadapan Rasulullah dalam keadaan wafat. Rasulullah berkata, “Semoga Allah memperindah wajahmu, mengharumkanmu, dan memperbanyak hartamu (di surga)”.
Dari hadis ini kita mendapat gambaran bahwa pada masa Rasulullah diskriminasi terhadap kelompok yang berbeda masih sangat kuat. Beliau berusaha untuk mengubah tradisi buruk itu pelan-pelan. Saking kuatnya diskriminasi, pemuda berkulit hitam saja curhat kepada Rasulullah menanyakan kepantasannya untuk masuk surga. Pertanyaan ini tentu tidak akan terlontar dari masyarakat yang terbiasa dengan kelompok berbeda, memperlakukan orang secara setara, dan tidak membedakan orang dari warna kulit.
Perjuangan kesetaraan yang dirintis Rasulullah ini masih perlu dilanjutkan dan disebarluaskan agar tidak terjadi lagi diskriminasi dan rasisme terhadap golongan tertentu. Semua manusia di hadapan Tuhan sama. Meskipun faktanya, antara satu orang dengan lainnya banyak perbedaan, jangan dijadikan perbedaan ajang permusahan dan penindasan.