Peresmian Rumah Pergerakan Griya Gus Dur yang beralamat di Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 8 Pegangsaan, Jakarta Pusat berlangsung ramai dan santai. Teman sejawat, tokoh lintas iman, serta ratusan pengagum KH Abdurrahman Wahid memadati pelataran rumah sejak Ahad pagi (24/1). Selain peresmian rumah dan penampilan seni dari Marjinal Band, juga ada penganugerahan Gus Dur Award 2016, untuk pertama kalinya.
Putri Gus Dur, Yenny Wahid mengatakan, dari keluarga telah memusyawarahkan dan memutuskan memberikan Gus Dur award ke tiga tokoh atas sikap keselarasannya dengan pemikiran Gus Dur. "Ada tiga kategori yang kesemuanya itu sifat dasar Gus Dur, agama, sosial budaya, dan pemerintah," katanya.
Yang pertama, kata Yenny, kategorinya adalah tokoh agama. Kriteria tokoh yang mendapat penghargaan tersebut adalah orang yang selama ini konsisten mengampanyekan toleransi. Tak sekadar tokoh agama yang menyampaikan saja, tetapi juga mempraktikan kerendahan hati dan memikirkan umat.
"Dari kriteria itu, pantaslah diberikan kepada KH Musthofa Bisri atau yang akrab kita panggil Gus Mus. Beliau bahkan pernah menolak jabatan tertinggi dalam Nahdlatul Ulama pada muktamar kemarin (Jombang). Buat kami itu adalah sikap yang luar biasa," kata Yenny.
Kategori sosial budaya, tambah Yenny, diberikan kepada seniman yang berhasil menumbuhkan kebudayaan rakyat. Dia mampu menyatukan seniman 5 gunung. Di tiap tahunnya berhasil menyelenggarakan festival kebudayaan yang ditonton tidak hanya orang dalam negeri tetapi juga luar negeri. "Orang itu adalah Sutanto, atau lebih dikenal Tanto Mendut," tambahnya.
Lebih lanjut, tokoh terakhir yang mendapatkan penghargaan adalah pemangku jabatan politik. Yaitu pejabat yang mengusung pemerintahan bersih, punya ketegasan dalam menegakkan peraturan, punya keberanian, serta taat konstitusi bukan konstituen. Gus Dur Award kategori ini diberikan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Semoga tokoh-tokoh ini mampu meneruskan perjuangan Gus Dur" pungkas Yenny.
Turut hadir dalam kegiatan ini adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Luhut Binsar Panjaitan serta tokoh dan sahabat Gus Dur lainnya, seperti Bondan Gunawan, Frans Magnis Suseno, dan Jaya Suprana.
Sumber: nu online