CIPUTAT, ISLAMI.CO – Menjelang Haul Gus Dur ke 15, Islami.co dan Wahid Foundation menggelar diskusi bertajuk “Gus Dur Tak Pernah Bersalah, Pasca Pencabutan TAP MPR 2001” di kafe Outlier, Ciputat, Tangerang Selatan pada Jumat (13/12/2024).
Hadir sebagai narasumber dalam kesempatan tersebut, Virdi Rizky Utama penulis buku Menjerat Gus Dur, Irine Hiraswari Gayatri peneliti pusat BRIN dan Libasuttaqwa dari Wahid Foundation.
Founder Islami.co sekaligus aktivis 98 Savic Ali mengawali, diskusi kali ini akan membahas sebab musabab mengapa Gus Dur dijatuhkan dari kursi presiden.
Savic juga menilai Gus Dur adalah tokoh besar di negara kita. Gus Dur tidak hanya presiden Indonesia, tetapi juga kyai yang kritis dan berani.
“Sore ini kita akan membicarakan tentang apa yang membuat gus dur tidak menjadi presiden selama lima tahun,” kata Savic Ali.
“Gus Dur adalah salah satu tokoh besar bukan hanya buat Nahdlatul Ulama tapi juga buat Indonesia, karena dia menjabat sebagai ketua PBNU, ketua Fordem kyai yang vokal dan berani tapi juga penuh guyonan,” katanya melanjutkan.
Savic melihat, penjatuhan Gus Dur dari kursi presiden kental dengan intrik-intrik politik. Baginya, peristiwa penjatuhan paksa Gus Dur merupakan momen-momen yang paling membekas dan paling mempengaruhi dirinya.
“Karena saya melihat banyak sekali peristiwa. Dua tahun sebelumnya, Soeharto jatuh setelah berkuasa selama 32 tahun dan saya punya harapan Indonesia memasuki transisi demokrasi saat Gus Dur menjadi presiden,” kata Savic Ali.
“Sayangnya kejatuhan Gus Dur itu bukan bagian daripada mekanisme demokrasi karena Gus Dur dituduh melakukan korupsi dalam yang tidak pernah ada pengadilannya,’ sambungnya.
Baca juga : Yenny Wahid: Haul ke-15 Gus Dur Angkat Tema Menajamkan Nurani Bela yang Lemah
Belum lama ini, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia mencabut dan menyatakan Gus Dur tidak terbukti melakukan kesalahan. Tidak hanya Gus Dur bahkan Soeharto pun dilakukan sama demikian. Ketua PBNU tersebut menggambarkannya dengan sebutan whitewashing.
“Ada politisnya di situ saya kira” ketusnya.
“Kalau Gus Dur tidak pernah terlibat kejahatan kemanusiaan sementara pak Harto saya kira banyak sekali apa yang dicatat sebagai kejahatan kemanusaiaan, korban pa Harto banyak sekali, saya kira korban Gus Dur sulit untuk kita mencarinya dalam konteks kemanusiaan,” tegasnya.
Hadir dalam diskusi road to haul Gus Dur 15 beberapa komunitas di Ciputat, organisasi dan mahasiswa-mahasiswa di sekitar Ciputat.