Munaffirin artinya adalah orang-orang yang membuat orang lain lari terbirit-birit dari Islam, dari kebenaran ilahiah. Dengan kata lain, jika dibahasakan dalam konteks saat ini, munaffirinadalah mereka yang membikin orang lain “fobia”, ketakutan dan benci pada Islam.
Istilah ini bukan datang dari Barat, atau buatan media asing. Istilah ini “ashli” (pakai “shad”) datang dari Kanjeng Nabi Muhammad. Bagaimana cerita kemunculan istilah ini, akan saya ulas sedikit di sini.
Suatu hari, seorang sahabat datang kepada Kanjeng Nabi, membawa aduan. Kata sahabat itu kira-kira begini (sebagaimana dilaporkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari, dari sahabat Abu Mas’ud al-Ansari):
“Nabi, saya males ikut salat pagi (“shalat al-ghadah”, maksudnya salat subuh), karena imamnya baca surat panjaaaang sekali.”
Demi mendengar aduan itu, Kanjeng Nabi marah bukan main. Dalam riwayat itu, kemarahan Nabi bahkan digambarkan dengan gaya yang dramatis: Aku (maksudnya Abu Masud al-al-Ansari, perawi hadis ini) tak pernah melihat Kanjeng Nabi marah seperti hari ini (فما رأيت النبي صلعم قط أشد غضبا فى موعظة منه يومئذ ).
Lalu Nabi memberikan ceramah sebentar setelah mendengar aduan itu. Kata Kanjeng Nabi: Sebagian dari kalian ini ada orang-orang “munaffirin”, yang bikin orang lain malah lari, tak mau salat.
Jika kalian jadi imam, pendekkan bacaan, karena di antara kalian ada makmum yang sudah sepuh, ada yang lemah, ada yang punya banyak urusan (dza ‘l-hajah).
Inilah asal-usul isitilah “munaffirin”. Kelompok ini, jika kita pikir-pikir, bukan saja “eksis” pada zaman Nabi saja. Sekarang ini, kelompok semacam ini juga masih ada, bahkan berkembang biak, lebih-lebih di media sosial.
Ciri kelompok ini khas sejak dulu: mereka mau melaksanakan Islam dengan “keras”, tetapi justru bikin takut orang lain. Niat mereka mungkin baik. Tapi caranya salah.
Nabi, seperti dikisahkan oleh Imam Bukhari itu, sangat marah pada kelompok ini.
Catatan: Istilah “munaffirin” ini, walau dalam bahasa Arab, dan mungkin terdengar enak, jangan sekali-kali dijadikan nama anak ya. Artinya buruk.