Nabi Muhammad dikenal sangat peka terhadap harumnya wewangian. Tapi, beliau juga sangat sensitif terhadap segala hal yang berbau tak sedap. Untuk itulah, beliau kerap memberikan saran kepada para sahabat untuk senantiasa menjaga bau mulut dan tubuh. Pesan itu juga berlaku untuk diri beliau sendiri.
Istri beliau, Aisyah, meriwayatkan berkenaan dengan kebiasaan Rasulullah ini. Hal pertama yang dilakukan Rasulullah sebelum masuk ke rumah adalah membersihkan gigi dengan siwak. Siwak adalah tetelan kecil kayu dan terbuat dari dahan pohon kurma yang masih hijau. Tatkala beliau dalam perjalan pun Siwak selalu tak lupa dibawa dan menjadi perbekalan.
Abdullah ibnu Mas’ud adalah sahabat yang kerap ditugaskan oleh Rasulullah untuk mempersiapkan Siwak jika mereka berjalan bersama. Bersiwak ini pun dilakukan Rasullullah ketika hendak berjumpa orang dan seusai makan. Dalam kondisi yang lapar, tidak berkurang kepekaan beliau terhadap bau. Bahkan ada beberapa jenis makanan yang secara umum diperbolehkan (halal) namun beliau enggan memakannya.
Dalam buku sejarah Muhammad karya Martin Lings, disebutkan sebuah riwayat, para sahabat pernah memakan masakan dari sejenis reptil besar yang jarang ditemui di Makkah tapi biasanya dimasak oleh penduduk Yatsrib serta daerah-daerah lain di semenanjung Arab. Setelah dimasak sedemikian rupa dan tampak lezat sekali, makanan itu langsung dihidangkan ke Rasululllah, tapi beliau menolak dan mempersilakan yang lain memakannya.
Suatu ketika, Rasulullah pernah menolak makanan yang dikirimkan oleh Anshor. Makanan itu berupa daging empuk dengan kuah yang kental dan tampak begitu lezat. Nabi pun sempat tertarik, lalu mengambilnya sedikit. Aroma masakan itu menusuk hidung beliau. Beliau mencium bau bawang yang menyengat dan seketika menarik kembali tangannya.
Sontak, hal itu pun membuat para sahabat juga melakukan hal yang serupa.
“Lho, ada apa?” Tanya Rasul.
“Engkau menarik tanganmu, maka kami pun melakukannya,” jawab para sahabat.
“Makanlah dengan nama Allah,” kata Nabi. “Aku tidak menyantapnya karena harus berdekatan dengan sesuatu sedangkan kalian tidak,” imbuhnya.
Para sahabat mengerti, sesuatu itu yang dimaksudkan adalah malaikat Jibril. Namun, secara umum beliau menganjurkan untuk tidak mengolah makanan atau apa pun dengan bau menyengat seperti bawang. Selalu ada proporsi yang seimbang. Beliau pun menganjurkan kepada para sahabat untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu berbau bawang, terutama jika hendak menuju masjid.