Rasulullah SAW dalam banyak keterangan disebut tidak bisa membaca. Makanya ketika beliau disuruh membaca, beliau menjawab saya tidak bisa membaca. Sebagian orang mungkin mempertanyakan, kenapa Nabi tidak bisa membaca? Bukankah Nabi itu orang yang cerdas dan pintar. Di mana letak kecerdasannya, kalau membaca saja tidak bisa?
Gus Baha dalam video pengajiannya mengatakan, Rasulullah itu berbeda dengan manusia pada umumnya. Kalau manusia tidak bisa baca itu tanda kebodohan dan ketidaktahuan. Tapi beda dengan Nabi Muhammad, beliau memang tidak bisa baca, tapi itu bukan aib, malah menjadi pujian dan sanjungan.
Nabi Muhammad ditakdirkan tidak bisa membaca supaya apa yang beliau sampaikan dipercaya sebagai wahyu dari Allah SWT. Andaikan Nabi bisa membaca, tentu orang akan mudah menuduh Nabi sebagai pembohong, karena mungkin saja apa yang diketahuinya berasal dari hasil bacaannya terhadap kitab-kitab sebelumnya.
“Supaya semua orisinil dari Allah, Nabi itu sama Allah dikosongkan, semua kosong. Semua dari ilmu yang diwahyukan dari Allah,” Tegas Gus Baha.
Rasulullah tidak bisa baca adalah bukti kebenaran wahyu Allah. Al-Qur’an bukanlah karangan Nabi Muhammad dan benar-benar berasal dari Yang Maha Kuasa. Tidak ada satu pun masyarakat Arab yang meragukan keindahan bahasa al-Qur’an, kalau Nabi Muhammad bisa baca, tentu mereka akan mudah menuduh bahwa al-Qur’an itu ditulis setelah Nabi Muhammad baca banyak buku.
Tapi faktanya, Nabi Muhammad tidak bisa baca, otomatis ini semakin menguatkan keyakinan orang bahwa Rasulullah adalah utusan Allah, dan apa yang dikatakannya tidak lepas dari pengaruh Tuhan.