Mendengarkan musik atau lagu merupakan salah satu cara yang ampuh untuk mengusir kebosanan. Mendengarkan musik atau lagu oleh sebagian ulama dihukumi boleh. Sedangkan sebagian lainnya melarang, karena dianggap bisa melalaikan seseorang dari kewajiban karena hanyut dalam alunannya.
Mereka yang berpendapat mendengarkan musik itu boleh beralasan bahwa ada nilai-nilai kebaikan yang bisa diambil darinya. Misalnya, musik atau lagu bisa membawa pendengarnya kepada perenungan yang mendalam, juga bisa menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan seperti yang dilakukan oleh para sufi. Bahkan, musik atau lagu bisa menjadi media dakwah dengan menyisipkan nilai-nilai religius atau spiritual di dalam liriknya.
Lagu Dewa 19
Di antara lagu-lagu yang terkenal dengan liriknya yang mendalam adalah lagu-lagu karya Dewa 19, salah satu band legendaris di Indonesia. Di momen bulan Ramadhan ini, mendengarkan lagu-lagu seperti itu barangkali bisa menjadi alternatif ketika merasa bosan atau jenuh, apalagi di siang hari dalam kondisi berpuasa. Daripada melakukan hal-hal yang bisa membatalkan puasa maupun yang mengurangi pahalanya, lebih baik mendengarkan lagu-lagu yang mengandung nilai-nilai kebaikan di dalam liriknya.
Di bawah ini adalah rekomendasi lagu-lagu karya Dewa 19 yang di dalam lirik-liriknya mengandung nilai-nilai kebaikan, yang bisa didengarkan ketika merasa bosan saat sedang berpuasa di bulan Ramadhan. Ada tiga lagu yang kami rekomendasikan, antara lain:
Pangeran Cinta (2004)
“Pangeran Cinta” adalah salah satu lagu yang menjadi bagian dari album “Laskar Cinta”. Jika lirik-lirik lagu ini dicermati, maka dapat diketahui bahwa di dalamnya penuh akan muatan nilai-nilai religius. Misalnya, dalam penggalan lirik berikut:
Detik-detik berganti dengan detik
Menit pun silih berganti Hari-hari pun terus berganti Bulan-bulan juga terus berganti Zaman-zaman pun terus berubah Hidup ini juga pasti matiLirik tersebut menyebutkan bahwa kehidupan di dunia ini akan terus berjalan dan terus berubah. Dan akan tiba saatnya semua yang hidup akan menghadapi kematian. Dari lirik tersebut kita bisa belajar bahwa seharusnya manusia tidak menyia-nyiakan setiap waktu yang ada untuk menyiapkan bekal terbaik sebelum ajal menjemputnya.
Lirik di bagian reff lagu juga memiliki makna yang tak kalah dalamnya.
Semua ini pasti akan musnah
Tetapi tidak cintaku padamu Karena aku sang pangeran cintaSetelah sebelumnya disebutkan bahwa waktu terus berjalan dan semua manusia kelak akan menghadapi kematian, dalam bagian awal reff lebih dipertegas lagi. Yakni, tidak hanya manusia yang akan mati, melainkan semua yang ada di dunia ini akan musnah, tidak ada yang abadi. Selanjutnya, disebutkan bahwa yang abadi hanyalah cinta seorang manusia kepada Tuhannya. Demikianlah seorang hamba yang sholeh, senantiasa menjaga diri agar kelak bisa berjumpa dengan Tuhan yang Mencintainya dan ia juga mencintai-Nya.
Satu (2004)
Lagu “Satu” berasal dari album yang sama dengan lagu “Pangeran Cinta”, yaitu dari album “Laskar Cinta”. Dalam perjalanannya, lagu ini membuat Dewa 19, khususnya Ahmad Dhani, menghadapi berbagai macam tuduhan miring dari orang-orang yang salah paham terhadap lagu ini. Tuduhan yang kebanyakan tanpa bukti dan hanya berdasarkan cocoklogi.
Faktanya, beberapa lirik dalam lagu “Satu” memang terkesan ambigu. Namun, bagi yang bisa memahaminya, lirik-lirik itu justru memiliki makna yang mendalam. Misalnya, penggalan lirik berikut:
Aku ini adalah dirimu
Jiwa ini adalah jiwamu Rindu ini adalah rindumu Darah ini adalah darahmuLirik tersebut dinilai mengandung ajaran Hulul (Allah menjelma dalam diri manusia) yang dipopulerkan oleh Abu Manshur Al-Hallaj. Atau ajaran Manunggaling Kawula Gusti yang dipopulerkan oleh Syekh Siti Jenar. Penilaian itu tidak salah. Sebab, Ahmad Dhani dalam suatu konferensi pers juga mengakui bahwa lirik itu ia kutip dari ceramah Syekh Siti Jenar.
Namun, lirik dalam reff lagu tidak demikian, berikut liriknya:
Tak ada yang lain selain dirimu
Yang selalu kupuja Wo uh wo Ku sebut namamu Di setiap hembusan napasku Kusebut namamu Kusebut namamuDalam lirik di atas disebutkan bahwa tidak ada yang dipuja atau disembah kecuali hanya satu, yaitu Tuhan. Lirik ini selaras dengan kalimat tauhid la ilaha illa Allah (tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah). Di situ juga disebutkan bahwa pemujaan itu berbentuk menyebut nama-Nya dalam setiap hembusan nafas. Dalam ajaran Islam, hal ini dikenal sebagai zikir, berupa menyebut dan mengingat Asma Allah dan berbagai kalimat thayyibah.
Laskar Cinta – Chapter One (2006)
Lagu karya Dewa 19 yang menjadi rekomendasi selanjutnya adalah “Laskar Cinta”. Jika sebelumnya “Laskar Cinta” merupakan nama album, maka di sini “Laskar Cinta” merupakan judul lagu yang menjadi bagian dari album “Republik Cinta”. Nuansa cinta memang sangat kental di lagu ini. Bukan hanya sekedar cinta yang merujuk kepada cinta seorang lelaki kepada perempuan atau sebaliknya, melainkan cinta yang membuat kehidupan di dunia dipenuhi kedamaian.
Mari kita simak penggalan lirik lagu “Laskar Cinta” berikut:
Wahai jiwa-jiwa yang tenang
berhati-hatilah dirimu
kepada hati-hati yang penuh
dengan kebencian yang dalam
karena sesungguhnya iblis
ada dan bersemayam
di hati yang penuh dengan benci
di hati yang penuh dengan prasangka
Lirik lagu tersebut dengan jelas mewanti-wanti manusia agar berhati-hati dengan manusia yang hatinya dipenuhi dengan kebencian. Karena, kebencian jelas merupakan akar dari segala pertikaian. Karena itu, lanjutan liriknya menegaskan:
Laskar cinta
sebarkanlah benih-benih cinta
musnahkanlah virus-virus benci
virus yang bisa rusakkan jiwa
dan busukkan hati
Laskar cinta
ajarkanah ilmu tentang cinta
karena cinta adalah hakikat
dan jalan yang terang bagi semua umat manusia
Agar cinta bisa menghiasi kehidupan, maka manusia didorong untuk bisa memusnahkan virus-virus kebencian. Bagaimana cara memusnahkannya? Yaitu dengan cara menyebarkan lebih luas lagi benih-benih cinta itu sendiri. Karena, pada hakikatnya manusia lebih cenderung pada perdamaian, dan perdamaian akan sulit dicapai tanpa cinta. Di bulan Ramadhan seperti ini, menebarkan benih-benih cinta sangat penting dilakukan. Bulan Ramadhan merupakaan saat yang tepat untuk memusnahkan benih-benih kebencian yang berupa penyakit hati seperti sombong, iri, dan dengki.
Itulah tiga lagu Dewa 19 yang menjadi rekomendasi untuk didengarkan saat sedang menghadapi rasa bosan di tengah berpuasa. Tidak hanya liriknya yang penuh makna yang mendalam, alunan musiknya juga enak didengar dan bisa membangkitkan semangat dalam berpuasa.
Di samping tiga lagu itu, ada lagu “Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada” (2004) hasil kolaborasi antara Dewa 19 dengan Chrisye, yang mengandung nilai ketulusan seorang hamba dalam menyembah Tuhannya. Ada juga lagu “Aku Bukan Siapa-Siapa” (2007) yang diciptakan oleh Ahmad Dhani, yang kemudian ia bawakan bersama band The Rock. Lagu ini mengandung nilai kefakiran seorang hamba yang senantiasa membutuhkan Tuhannya. Lagu ini juga mengajarkan kepada pendengarnya agar tidak sombong. Karena manusia yang berhasil memperoleh kedudukan maupun kesuksesan, pada dasarnya tidak semata karena hasil jerih payahnya, melainkan ada pertolongan Tuhan yang punya andil besar di dalamnya.
Akan tetapi, perlu kami sampaikan di sini bahwa mendengarkan lagu atau musik, atau juga menikmati hiburan yang semacamnya, sebaiknya menjadi pilihan terakhir saja. Karena, selama bulan Ramadhan, sebaiknya tetap memprioritaskan amal ibadah seperti sholat sunnah dan tadarus Al-Qur`an untuk mengisi waktu luang.