Khutbah I
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَاخْتِلَافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ . اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Tahun 2015 lalu Indonesia diresahkan dengan bencana kabut asap yang luar biasa akibat kebakaran hutan. Kabakaran yang terjadi di 12 provinsi itu mengkibatkan kerugian yang sangat besar, tak hanya dari segi materi tapi juga kerusakan lingkungan dan menurunnya mutu kesehatan masyarakat bahkan hingga memakan korban jiwa.
Kebakaran hutan sepanjang Juni-Oktober 2015 memicu perlambatan ekonomi daerah terdampak, menghanguskan sedikitnya 2,6 juta hektare lahan atau setara 4,5 kali Pulau Bali, serta menimbulkan kerugian hingga Rp 221 triliun. Belum lagi puluhan ribu orang di kawasan terparah seperti Pulau Sumatera dan Kalimantan yang menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) karena terpapar asap.
Bencana kekeringan juga tak kalah menyedihkan. Akibat fenomena alam el-nino, pertengahan tahun lalu, hujan tak kunjung turun ke bumi Indonesia. Kekeringan menambah penderitaan para petani, dan kekurangan air bersih melanda di mana-mana. Kondisi kian parah ketika kawasan hijau yang diandalkan ternyata sudah gundul dan kehilangan fungsinya. Saat musim hujan tiba, tragedi pun berganti dengan bencana banjir. Berita tentang rumah rusak, korban luka-luka hingga meninggal dunia, akibat banjir bandang dan longsor ramai di media massa. Seolah alam sedang menunjukkan kemarahannya kepada manusia.
Hadirin jamaah Shalat Jum’at hadâkumullâh,
Tentu ini bukan salah alam. Karena alam bergerak atas dasar sunnatullah (hukumnya) sendiri. Yang pasti, Allah dalam Al-Qur’an Surat ar-Rum ayat 41 mengingatkan,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Ayat ini dengan terang mengungkapkan bahwa di balik kerusakan yang di bumi maupun di laut ada ulah manusia sebagai penyebabnya. Bencana alam tidak datang tiba-tiba, melainkan melalui faktor, yakni sifat dan perilaku manusia.
Mengapa bencana asap luar biasa terjadi? Kebakaran terjadi karena masifnya alih fungsi di lahan yang sangat mudah terbakar. Pemicu kebakaran ini adalah karena keringnya lahan gambut setelah alih fungsi lahan. Dalam proses alih fungsi, lahan gambut itu selalu disertai pengeringan lewat pembuatan kanal-kanal. Dan itu ulah manusia.
Mengapa bencana kekeringan dan banjir selalu terjadi? Karena, karena sumber daya alam yang mencegah itu semua telah dirusak. Praktik penebangan pohon yang membabi buta, pembuangan sampah yang sembarangan, dan abai terhadap pentingnya aksi penghijauan, adalah di antara sumber masalah yang patut diperhatikan. Dan pelakunya pun tak lain adalah manusia.
Hadirin jamaah Shalat Jum’at as‘adakumullah,
Ramadhan sebagai bulan untuk kian mendekatkan diri kepada Allah adalah momentum tepat untuk merenungi dua ajaran dasar dalam Islam. Pertama, Allah adalah rabbul ‘âlamîn atau Allah adalah tuhan seluruh alam. Artinya, hamba Allah bukan hanya manusia, melainkan seluruh makhluk lain: binatang, tumbuhan, gunung, tanah, udara, laut, dan lain sebagainya. Dalam konteks hubungan antara khaliq dan makhluq, manusia sama dengan ciptaan-ciptaan lain.
Ajaran yang kedua adalah rahmatan lil ‘alamin atau menebar kasih sayang kepada seluruh alam, sebagai misi utama ajaran Islam. Manusia tak hanya dituntut berbuat baik dengan manusia lainnya tapi juga makhluk lainnya. Itulah mengapa saat perang Badar yang peristiwanya tepat pada bulan Ramadhan, Rasulullah melarang pasukan Muslim merusak pohon dan membunuh binatang sembarangan. Hal ini menjadi bukti bahwa Islam sangat menyayangi alam.
Dengan menyadari dua ajaran dasar tersebut (Allah rabbul ‘âlamîn dan misi Islam rahmatan lil ‘âlamîn), dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia dan alam memiliki hubungan integral dan timbal balik. Manusia memang diberi kelebihan untuk bisa memanfaatkan alam tapi ia sekaligus berkewajiban pula melestarikan dan melindunginya. Saat alam hanya diposisikan sebagai objek yang dimanfaatkan, maka eksploitasilah yang akan muncul. Eksploitasi yang timbul dari sifat serakah akan berdampak pada kerusakan dan ujungnya adalah bencana alam. Sebaliknya, bila manusia bersahabat dan berbuat baik terhadap alam, maka alam pun mendatangkan maslahat bagi dirinya.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
Artinya, “Wahai para penyayang yang semoga Sang Maha Penyayang menyayangi kalian, sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu.”
Demikian, semoga di bulan Ramadhan ini kita sanggup meningkatkan kualitas diri kita untuk menjadi manusia yang akram (lebih bertakwa kepada Allah SWT) dan shâlih, yang mampu mewarisi bumi ini dalam arti luas, mengelola, memanfaatkan, menyeimbangkan dan melestarikan dengan tujuan akhirnya mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat sa’adatud darain.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَر
Alif Budi Luhur