Prof. Quraish Shihab: Jangan Musyawarah dengan Orang Ambisius

Prof. Quraish Shihab: Jangan Musyawarah dengan Orang Ambisius

Demokrasi Indonesia kembali menjadi perbincangan hangat belakangan ini, terutama sejak putusan MK nomor 90 tentang batasan usia capres dan cawapres.

Prof. Quraish Shihab: Jangan Musyawarah dengan Orang Ambisius
Prof. M. Quraish Shihab

Demokrasi Indonesia kembali menjadi perbincangan hangat belakangan ini, terutama sejak putusan MK nomor 90 tentang batasan usia capres dan cawapres. Sebagian kalangan mengatakan demokrasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja: bentuknya demokrasi, tapi isinya nepotisme. Situasi ini membuat para akademisi turun gunung meminta para politisi untuk benar-benar menjaga demokrasi dan tidak hanya memprioritaskan kepentingan sesaat.

Prof. Quraish Shihab menjelaskan bahwa terlepas Islam mengenal demokrasi atau tidak. Yang jelas inti dari demokrasi atau hal penting yang perlu diperhatikan dalam demokrasi adalah musyawarah.

“Demokrasi itu kan musyawarah. Musyawarah tidak bisa dilakukan dengan orang bodoh. Jangan musyawarah dengan orang bodoh, jangan musyawarah dengan orang penakut, dan jangan musyawarah dengan orang yang ambisius,” Kata penulis Tafsir al-Misbah itu.

Musyawarah itu berasal dari bahasa Arab yang berati sarang lebah. Musyawarah diibarat dengan lebah, karena ia sangat disiplin dan bersih. Lebah mengambil serat bunga tidak pernah sendirian. Ia mengajak teman-temanya untuk bersama-sama mengangkat serat bunga untuk dibawa ke sarangnya, dan kemudian menghasilkan madu.

Seperti itulah musyawarah. Mereka yang duduk di situ diamanantkan untuk mendiskusikan sesuatu yang membuahkan hasil dan bermanfaat bagi orang banyak. Kalau orang yang diajak musyawarah itu sangat ambisius, serakah, dan penakut, pasti tidak akan ada hasilnya. Apalagi kalau dalam praktik musyawarah dikendalikan oleh uang, atau money politik, tidak ada gunanya musyawarah.

“Apalagi kalau ada money politik, tidak ada gunanya musyawarah,” Tegas Prof. Quraish Shihab.

Mantan Rektor UIN Jakarta ini mengingatkan agar para pemimpin dapat memberikan contoh yang baik. Mereka diharapkan agar bisa menghayati tuntunan agama, dan sekaligus memahami kebutuhan masyarakat dewasa ini. Namun masalahnya sekarang, orang yang berada di posisi itu, atau posisi yang dilihat banyak orang, tidak menunjukkan sesuatu yang baik.

“Kita lihat foya-foya dan penyelewangan itu dilakukan oleh orang-orang yang menjadi contoh,” Jelas Prof. Quraish Shihab.

Terakhir, Prof. Quraish Shihab berpesan, kita menerapkan demokrasi itu bagus, tetapi masyarakat yang mendukungnya harus diberi pemahaman yang benar, agar kita tidak rugi dan tersesat.