Prof. Nasaruddin Umar: Mimpi Buruk Belum Tentu dari Bisikan Setan

Prof. Nasaruddin Umar: Mimpi Buruk Belum Tentu dari Bisikan Setan

Prof. Nasaruddin Umar: Mimpi Buruk Belum Tentu dari Bisikan Setan

Sering kali kita bertanya, bagaimana cara kita membedakan antara bisikan setan yang pasti negatif dan bisikan malaikat yang pasti positif? Sebenarnya, ada beberapa tanda yang bisa kita perhatikan, meskipun terkadang tanda tersebut tidak selalu langsung terlihat jelas.

Prof. Nasaruddin Umar menjelaskan, bisikan yang datang dari setan atau iblis biasanya memiliki ciri khas yang kabur dan tidak jelas. Misalnya, terkadang kita merasa sedang bermimpi atau berimajinasi, tetapi apa yang kita rasakan atau pikirkan terasa terputus-putus, tidak utuh. Kita bisa merasa ada sesuatu yang kurang, seperti gambaran yang tidak lengkap. Itu karena hati kita sedang tertutup, penuh dengan keraguan, atau dipenuhi oleh dosa.

Dalam kondisi seperti ini, kita mungkin tidak bisa melihat dengan jelas, seperti seseorang yang memakai kacamata hitam. Dunia tampak gelap dan kabur, padahal kenyataannya terang.

“Sebetulnya terang, tapi kita yang sudah menjadi iblis pada waktu itu; hati kita tertutup pada waktu itu. Sebetulnya terang. Misal, sebetulnya warnanya putih, tapi kacamata yang kita pakai itu kacamata hitam, ‘ah gelap kok, kabur?’ Bagaimana enggak kabur, kacamatanya itu kacamata hitam pekat,” Ujar Prof. Nasaruddin Umar.

Hal ini bisa terjadi karena dosa yang kita bawa, seperti memakai kacamata hitam yang menghalangi pandangan kita. Cobalah untuk membersihkan hati dan membuang dosa, seperti melepaskan kacamata hitam itu. Barulah kita akan melihat semuanya dengan jelas.

Selain itu, bisikan setan sering kali datang dengan perasaan yang membebani kita. Perasaan cemas atau takut yang datang setelah mendengar bisikan tersebut bisa membuat hati kita tidak tenteram.

Misalnya, kita merasa seperti digigit ular atau dikejar oleh anjing dalam mimpi. Perasaan itu begitu mengguncang, seperti ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Namun, kita harus berhati-hati untuk tidak langsung menganggap itu sebagai bisikan setan. Bisa jadi, itu justru adalah peringatan atau isyarat dari Allah. Seperti yang disampaikan Prof. Nasaruddin Umar, “Kalau kita bermimpi buruk, jangan dianggap mimpi buruk berarti bisikan setan, belum tentu. Boleh jadi mimpi buruk itu bisikan malaikat. Allah mengutus malaikatnya ‘wahai Malaikat-Ku, sampaikanlah pada hamba-Ku, berikan warning supaya dia lebih siap.’”

Allah sering mengirimkan petunjuk melalui berbagai cara, termasuk mimpi buruk, sebagai bentuk kasih sayang-Nya agar kita bisa lebih siap menghadapi sesuatu yang mungkin akan datang. Allah mengutus malaikat untuk memberi peringatan agar kita bisa mempersiapkan diri, “Wahai hamba-Ku, besok akan ada musibah, persiapkan dirimu.” Dengan peringatan ini, kita diharapkan untuk lebih mawas diri agar musibah tersebut tidak terlalu membebani kita. Bahkan, meskipun musibah itu datang, bisa jadi kita masih memiliki kesempatan untuk menghadapinya dengan tenang.

Contohnya, jika kita bermimpi buruk tentang kehilangan gigi atau menjadi ompong, itu bisa jadi peringatan agar kita lebih berhati-hati dalam menjalani hidup. Dalam situasi seperti itu, disarankan untuk meningkatkan ibadah kita, seperti memperbanyak dzikir atau membaca Surah Yasin sebagai perlindungan dari segala musibah.

Ini adalah cara Allah untuk memberikan peringatan sebelum musibah datang, agar kita bisa menghadapinya dengan lebih tenang. Sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Nasaruddin Umar, “Misalnya, mimpi melihat bapaknya manggil-manggil, padahal bapaknya sudah almarhum, ‘aku kangen terhadapmu, kesini lah sama mamakmu almarhum,’ dan kamu berpikir, ‘oh jangan-jangan saya sudah mau mati, karena dipanggil almarhum.’ Itu membebani, tapi jangan langsung salah paham dan menduga ini pasti bisikan setan. Mungkin itu benar. Karena begini, orang yang diberikan petunjuk oleh Allah, maka sebelum musibah itu datang diberikan isyarat, bahwa musibah itu akan muncul.”

Musibah yang datang tidak selalu berupa bencana besar. Kadang-kadang, kita bisa menghindari musibah tersebut atau bahkan menguranginya dengan berdoa dan tawakal kepada Allah. Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa ketika malaikat maut datang untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad SAW, ia merasa sangat berat hati. Malaikat maut merasa bingung, bagaimana mungkin ia bisa mencabut nyawa kekasih Allah dan juga kekasihnya sendiri.

Namun, meskipun perasaan itu ada, malaikat tetap menjalankan tugasnya dengan sangat hati-hati dan penuh penghormatan kepada Nabi Muhammad. Meskipun Nabi merasakan sakit saat nyawanya dicabut, beliau berdoa agar umatnya tidak merasakan penderitaan yang sama.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak akan menimpakan musibah yang berat kepada hamba-Nya yang selalu bersujud dan kembali kepada-Nya dengan ikhlas. Bahkan, malaikat yang membawa musibah pun tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan maksimal jika kita berada dalam keadaan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah.

Kita harus selalu ingat bahwa doa dan ibadah yang kita lakukan adalah perisai terbaik dari musibah yang mungkin datang. Ketika kita berserah diri kepada Allah, maka musibah yang datang pun bisa menjadi lebih ringan, dan Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap ujian.

Jadi, jika kita mengalami mimpi buruk, jangan langsung menganggapnya sebagai bisikan setan atau tanda bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Bisa jadi itu adalah peringatan dari Allah yang ingin kita lebih waspada. Dalam menghadapi mimpi buruk, kita disarankan untuk memperbanyak dzikir, berdoa, dan meningkatkan ibadah kita.

Allah selalu memberikan perlindungan kepada hamba-Nya yang taat dan berserah diri kepada-Nya. Dalam setiap ujian dan cobaan, selalu ada hikmah yang bisa kita ambil, dan jika kita bersabar serta terus mendekatkan diri kepada-Nya, kita akan terhindar dari musibah yang lebih besar.