Selama ini, mungkin kita lebih mengenal Israel sebagai negara mayoritas Yahudi. Apalagi, mengingat negara ini merupakan teman akrab Amerika yang merupakan negara adidaya dunia. Namun, cukup jarang kita melihat lebih dalam mengenai negara Bintang Daud ini, terutama dari segi kehidupan beragamanya. Berbeda dari apa yang ada di pikiran orang selama ini, toleransi tinggi ternyata sudah jadi hal umum yang diterima muslim Israel. Prasarana ibadah hingga hubungan antar sesama terbilang langgeng dan jauh dari perselisihan.
Penganut Islam di Israel sendiri jumlahnya lebih banyak dari yang kita pikirkan. Walau mayoritas penduduknya adalah Yahudi, namun nyatanya agama Islam juga turut berkembang di sana. Data statistik menunjukkan agama Islam merupakan agama yang paling banyak dianut kedua, diikuti agama Kristen dan beberapa ajaran minoritas. Perkembangan Islam di Israel juga terbilang signifikan, di mana jumlah umat Muslim di sana telah bertambah 10 kali lipat dibanding dulu pasca deklarasi kemerdekaan Israel.
Sikap toleransi antar umat beragama di sini juga terbilang baik. Buktinya, Muslim Israel diperbolehkan mendirikan pengadilan agama sendiri. Hal ini terbilang penting mengingat beberapa kasus tertentu seperti perceraian maupun pernikahan wajib diselesaikan sesuai aturan syariat Islam yang berlaku. Setidaknya, ada delapan pengadilan agama lokal di Israel serta satu pengadilan agama pusat. Semuanya berada di bawah naungan hukum pemerintah pusat.
Uniknya, baik muadzin maupun imam masjid di Israel akan mendapat gaji dari pemerintah. Terdapat sedikitnya 400 masjid di seantero Israel dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Paling tidak, ada kira-kira 300 imam serta muadzin yang siap bertugas guna memimpin jalannya sholat serta mengumandangkan adzan. Pemerintah Israel juga turut mendanai sekolah-sekolah Islam yang ada demi kemaslahatan umat.
Toleransi antar umat beragama saat datang bulan suci Ramadhan juga terbilang tinggi. Pemerintah akan mendekorasi jalan-jalan sesuai suasana Ramadhan. Tradisi-tradisi musiman juga akan diselenggarakan guna menghormati datangnya bulan suci umat Islam ini. Ketika tiba waktu sahur, orang-orang Nasrani akan mengelilingi kota demi membangunan orang-orang Muslim Israel supaya dapat melaksanakan ibadahnya secara tepat waktu.
Jangan lupakan pula kalau bahasa Arab masih jadi salah satu bahasa resmi di Israel. Letak Israel memang diapit negara-negara yang mayoritasnya menggunakan bahasa Arab. Bukan hal yang aneh melihat orang-orang pemeluk Yahudi di sana fasih berbicara dalam bahasa Arab. Kedekatan wilayahnya dengan negara-negara Arab turut membuat Israel akrab pula dengan tradisi orang-orang Timur Tengah. Wajar rasanya apabila ada banyak tradisi Yahudi yang terbilang mirip dengan tradisi orang Arab.
Satu hal yang tak kalah unik dan belum banyak diketahui orang terkait Israel adalah masalah kepergian ke Tanah Suci untuk berhaji. Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Arab Saudi. Hal ini menyebabkan warga Israel akan dilarang memasuki wilayah Saudi. Namun, seringkali Muslim Israel yang tinggal di wilayah pendudukan serta kebanyakan merupakan keturunan Palestina, tetap diizinkan masuk walau terbatas untuk kepentingan ibadah semata.
Pada 1978, sesuai keputusan Raja Hussein dari Yordania, Muslim Israel yang hendak melakukan perjalanan ziarah ke Mekkah dapat lebih dulu mengunjungi Yordania. Dari sini, mereka akan dapat mengurus paspor sementara Yordania sehingga memungkinkan untuk melakukan perjalanan ibadah ke Arab Saudi. Ini artinya, Muslim Israel yang hendak menunaikan ibadah haji harus lebih dulu pergi ke Yordania dan berangkat dari sana, bukannya langsung dari Israel.
Jika semua umat beragama menunjukkan toleransi yang kuat, pasti akan terlihat begitu adem di mata. Toleransi memang adalah hal penting terutama di negara kita yang orang-orangnya berasal dari suku, ras serta agama yang berbeda.