Perempuan Arab akan memainkan dan mengambil peran aktif dalam mempromosikan toleransi. Hal tersebut dikatakan oleh DR. Fadia Kiwani Direktur Jenderal Organization of Arab Woman (OAW) dalam sebuah konferensi. “Perempuan dan laki-laki semuanya bersama-sama, memiliki peran aktif dalam memasyarakatkan nilai toleransi,” Dr. Fadia Kiwan, seperti dilansir laman arabnews.
Fadia mengatakan hal tersebut disela-sela konferensi Global Conference of Human Fraternity. Kiwan menggarisbawahi peran penting perempuan dalam mengajarkan toleransi lewat pendidikan. “Kami melihat perempuan dalam peran aktif dalam menghasilkan dan mentransmisikan nilai-nilai,” katanya.
“Kami memiliki situasi yang bergerak di dunia Arab. Negara-negara Arab juga mengambil tindakan dengan menciptakan kebijakan yang pro perempuan seperti mencalonkan perempuan untuk posisi-posisi penting pemerintah dan mengalokasikan dana untuk mengatasi masalah-masalah perempuan, ”katanya. Meskipun dunia Arab telah melakukan banyak upaya dalam dekade terakhir, namun Fadia mengakui bahwa masih ada beberapa kesenjangan yang jelas yang perlu ditangani.
“Hasilnya tidak sama di setiap negara. Perbedaan ini dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam hal kekayaan dan stabilitas. Beberapa negara Arab hidup dalam perang, ”katanya, seraya menambahkan bahwa organisasi tersebut saat ini memprioritaskan korban konflik regional. “Ada jutaan orang yang keluar dari rumah mereka karena perang. Orang-orang yang terlantar adalah target kami, terutama mereka yang berada di Yaman, Libya, Sudan, Palestina, dan Suriah, ”kata Fadia, yang menyebutkan kerja sama erat dengan Liga Arab dalam upaya ini.
“Target kami adalah mendukung mereka dengan memberikan layanan medis, layanan psikologis dan layanan pendidikan, serta pelatihan ekonomi untuk membantu mereka agar siap untuk kembali ke rumah mereka, dan membuat mereka mampu mengambil bagian dalam rekonstruksi negara mereka sendiri,”ujarnya.
“Kami memiliki program yang telah dibentuk untuk memberikan dukungan kepada perempuan dalam hal meninjau kembali undang-undang di berbagai negara Arab tentang aturan dan prosedur, serta mekanisme untuk memberikan perlindungan fisik dan moral bagi perempuan. Ketika Anda memberikan pendidikan wanita, perlindungan oleh hukum, dan pemberdayaan untuk memasuki pasar, saya pikir bahwa wanita akan memainkan peran aktif dalam budaya dan kebijakan publik,” katanya.