Perbedaan adalah sebuah keindahan. Ibarat lukisan kalau warnanya hanya putih, merah atau jingga melulu maka hasilnya menjadi tidak indah.
Hal itu dikatakan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta,Nasaruddin Umar. Ditambahkannya mengatakan keberagaman dan perbedaan yang ada di Indonesia harus dirawat layaknya sebuah lukisan.
“Kalau bagi saya berbeda bukan hanya biasa. Berbeda itu indah. Tak hanya biasa itu tapi indah. Perlu diangkat lagi karena berbeda itu indah, makanya perbedaan itu selayaknya dirayakan. Jadi merayakan perbedaan,” ujar Nasaruddin di Masjid Istiqlal seperti dikutip Kompas.com.
Menurutnya perbedaan janganlah membuat atau melahirkan masalah. Ibarat sebuah lukisa Indonesia adalah sebuah lukisan hidup Tuhan yang mesti dirawat. “ Jangan sampai merusak bingkai, konten, maupun mengacak-acak lukisan Tuhan. Mengacak-acak pluralitas masyarakat Indonesia itu (berarti) mengacak-acak lukisan. Kalau lukisan tercinta kita dirusak, marah gak kita? Marah. Tuhan juga marah. Terimalah perbedaan ini yang indah. jangan terbebani dengan perbedaan tapi nyamanlah dengan perbedaan,” ucap Nasaruddin.
Menurunya menjaga toleransi adalah syarat untuk menerima perbedaan yang. Tidak ada toleransi ketika masyarakat belum bisa menerima keberagaman. “Toleransi baru bisa hadir di pikiran dan hati kita, kalau kita berjiwa besar menerima perbedaan. Tak ada bicara toleransi kalau tak ada penerimaan orang lain. Orang itu kan gak semua sama dengan kita. Indonesia ini adalah laboratorium toleransi dunia,” ujarnya.