Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang menjadi mukjizat bagi beliau, serta membacanya adalah suatu ibadah.
Selain dalam al-Quran, firman Allah juga terdapat dalam hadis qudsi. Lalu apa perbedaan antara keduanya?
Sebagaimana dikutip melalui NU Online, secara umum, hadis qudsi terdapat dalam kitab-kitab hadis dengan para periwayatnya. Sedangkan al-Quran, telah termaktub dalam mushaf secara mutawatir.
Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki telah menyebutkan beberapa perbedaan antara al-Quran dan hadis qudsi dalam karyanya yang berjudul al-Qawaid al-Asasiyah fi Ilmi Musthalah al-Hadis:
Pertama, al-Qur’an adalah mukjizat yang senantiasa terjaga sepanjang masa dari segala revisi, begitupun juga dengan lafal seluruh isinya sampai taraf hurufnya, semuanya mutawatir.
Kedua, al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan maknanya saja. Ia harus dihafalkan sebagaimana adanya.
Hal ini tentu berbeda dengan hadis qudsi, yang bisa diriwayatkan secara makna saja. Dan hadis qudsi juga masih harus dikritik secara sanad dan matan sebagaimana hadis-hadis lainnya.
Ketiga, menurut mazhab Syafi’i, mushaf al-Qur’an tidak boleh dipegang dalam keadaan berhadas kecil, serta tidak boleh dibaca saat berhadas besar. Sedangkan hadis Qudsi boleh dibaca dalam kondisi berhadas baik kecil maupun besar.
Empat, ketika shalat, kita harus membaca ayat al-Quran, sedangkan hadis qudsi tidak dibaca saat shalat.
Lima, membaca al-Qur’an bisa dihitung sebagai ibadah, dan setiap huruf dihadiahi sepuluh kebaikan, sedangkan hadis qudsi tidak.
Enam, al-Qur’an adalah sebutan yang memang berasal dari Allah, beserta nama-nama al-Qur’an yang lainnya (tauqify). sedangkan susunan ayat dan suratnya juga telah ditentukan.
Wallahu a’lam.