Pada suatu hari, Khalifah Umar bin Khatab membeli seekor kuda pada seorang yang berasal dari dusun. Setelah membayarnya, kuda tersebut dianiki untuk pulang ke rumahnya. Namun tidak lama kuda tersebut tampak cacat dan tidak mampu melanjutkan perjalanan. Khalifah Umar kemudian kembali ke si penjual dan berkata,” Kukembalikan kudamu karena cacat.”
Mendengar perkataan Khalifah Umar, si penjual membantah,” Tidak wahai Amirul Mukminin,tadi aku menjualnya dalam keadaan baik.”
Khalifah kemudian berkata lagi,” Baiklah kalau begitu, kita cari sesorang yang bisa menyelesaikan persoalan ini.”
“ Saya setuju, saya ingin Syuraih bin Harist al Kindi menjadi hakim bagi peroalan ini.”
“Setuju, mari kita temui Syuraih,” jawab Khalifah Umar.
Kemudian Amirul Mukminin dan penjual kuda itu menemui Syuraih. Khalifah mengadukan permasalahannya. Syuraihpun mendengarkan keterangan si penjual kuda. Setelah selesai, Syuraih menoleh ke Khalifah Umar dan berkata,” Apakah Anda mengambil kuda dalam keadaan yang baik ?”
“Benar,” kata Umar.
Syuraih kemudian berkata Khalifah Umar bin Khatab,” Ambillah yang telah Anda beli wahai Amirul Mukminin atau kembalikan kuda tersebut seperti tatkala Anda membelinya.”
Mendengar jawaban tersebut, dengan ada rasa takjub dalam diri Khalifah Umar. Kemudian Amirul Mukonin ini berkata,” Hanya beginikah pengadilan ini. Hanya dengan kalimat singkat dan hukum yang adil. Berangkatlah ke Kufah wahai Syuraih, karena aku mengangkatmu menjadi hakim di sana.”