Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bekerjasama dengan UGM Press, Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM (PSKP UGM), Center for Shared Civilizational Values (CSCV) dan UNU Yogyakarta menyelenggarakan acara Peluncuran Buku berjudul “Proceedings of the R20 International Summit of Religious Leaders” pada Jum’at (4/8/2023).
Acara tersebut dilangsungkan di Balai Senat Gedung Rektorat Lt. 2 Universitas Gadjah Mada. Buku prosiding R20 merupakan kompilasi hasil kesepakatan dan gagasan para tokoh agama yang berpartisipasi langsung dalam kegiatan R20 di Bali yang dihelat pada awal November 2022 lalu. Buku Prosiding R20 diterbitkan melalui UGM Press.
“Gagasan-gagasan yang terkompilasi dalam buku ini adalah bukti bahwa agama itu hadir demi kebaikan peradaban umat manusia,” terang Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya di acara peluncuran Buku Prosiding R20.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut menegaskan bahwa agama bukanlah bagian dari masalah umat manusia, melainkan justru bagian dari solusi kemanusiaan.
Yahya Cholil Staquf juga menyinggung soal tahun politik di Indonesia menjelang 2024. Menurutnya, politik identitas adalah naluri paling dasar manusia. Karena itu, ia susah untuk ditiadakan.
“Politik identitas adalah original instinct manusia. Di sinilah kemudian fungsi agama terlihat. Apakah kita bisa menjaga fungsi agama dalam konteks ini, sekaligus memperhitungkan tantangan-tantangannya, atau tidak,” papar Yahya Cholil Staquf.
Adapun sederet pembicara dalam forum tersebut adalah Prof. (E.) Mary Ann Glendon, dari Universitas Harvard; Najib Azca, Dosen Senior Departemen Sosiologi UGM sekaligus Wasekjen PBNU; Timothy Shah, Center for Shared Civilization Values (CSCV), Robert W. Hefner, Profesor Antropologi dari Universitas Boston; Prof. Mochtar Mas’oed, Profesor Ilmu Hubungan Internasional UGM, dan Prof. Al Makin, Rektor UIN Sunan Kalijaga.
Acara peluncuran itu dihadiri oleh pegiat media online dan akademisi. Hadir juga dalam forum tersebut perwakilan komunitas keagamaan dari Daerah Istimewa Yogyakarta seperti Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) DIY, Pembimbing Masyarakat Hindu DIY, Gereja Kristen Muria Indonesia, Jemaat Ahmadiyah Indonesia DIY, dan Persatuan Umat Buddha Indonesia DIY.