Pawai Bendera di Yerusalem Berakhir Bentrokan. Ribuan warga Palestina yang berkumpul di daerah dekat Gerbang Damaskus terlibat bentrokan dengan polisi Israel, dan sedikitnya lima orang terluka dalam kejadian tersebut. Peristiwa itu terjadi setelah ada pawai bendera di Hari Nasional Israel yang diadakan oleh kelompok Yahudi ekstrim di Yerusalem.
“Kami memperingatkan dampak bahaya yang mungkin timbul dari kekuatan pendudukan yang mengizinkan pemukim ekstremis Israel melakukan Bendera Pawai di Yerusalem,” kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh.
Sementara itu, kelompok Hamas memperingatkan bahwa pawai itu akan menimbulkan permusuhan baru dan menguji keberanian pemerintah Israel baru Naftali Bennett. Bennet sendiri menyetujui prosesi tersebut, meskipun rutenya diubah untuk menghindari gesekan dengan Palestina.
Bulan Sabit Merah mengatakan setidaknya ada 27 orang terluka selama acara pawai bendera berjalan. Pihak berwenang Israel memukuli pedagang yang bekerja di toko-toko dekat Gerbang Damaskus, dan mendorong mereka menjauh dari Kota Tua. Daerah di sekitar gerbang ditutup pada Selasa sore kemarin.
Disebutkan pula beberapa jam sebelum acara akan dimulai, balon-balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza menyebabkan beberapa kebakaran di ladang-ladang di komunitas Israel dekat perbatasan dengan daerah kantong Palestina.
“Mereka membuat masalah besar di Yerusalem. Semua orang di sini menginginkan perdamaian – mengapa membuat masalah di sini?,” ungkap Khalil Mitwani, seorang warga Palestina berusia 5o tahun kepada laman arabnews.
Semenrara itu para diplomat mendesak agar semua pihak menahan diri. “Ketegangan meningkat lagi di Yerusalem pada masa-masa keamanan & politik yang sangat rapuh & sensitif, ketika PBB & Mesir secara aktif terlibat dalam memperkuat gencatan senjata,” kata utusan PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland di Twitter. Dirinya berharap semua pihak untuk bertindak secara bertanggung jawab dan menghindari provokasi yang dapat mengarah pada konfrontasi.
Sebenarnya acara pawai dijadwalkan berlangsung pada 10 Mei sebagai bagian dari perayaan “Hari Yerusalem”, yaitu perayaan penaklukan Israel atas Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967. Namun kemudian dibatalkan karena adanya pertempuran antara Hamas dan pasukan Israel yang menewaskan 248 orang. Setelah itu dijadwalkan kembali pada 8 Juni oleh kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, namun tidak jadi dan diundur pada 15 Juni kemarin. (AN)