
Amalan sunnah utama yang dilakukan pada hari raya Idul Fitri adalah shalat Id. Shalat ini dilakukan setelah matahari terbit, tepatnya pada waktu shalat Dhuha. Waktu pelaksanaan shalat Id terbatas hingga masuknya waktu shalat Dzuhur. Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai hukum shalat Id: ada yang berpendapat bahwa shalat ini wajib, sebagian lainnya menganggapnya sebagai fardhu kifayah, dan ada pula yang menyatakan bahwa shalat Id adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan).
Adapun tata cara pelaksanaan shalat Id adalah sebagai berikut:
Pertama, shalat Id dilaksanakan tanpa adzan dan iqamah. Jika shalat dilakukan berjamaah, salah seorang jamaah cukup mengucapkan, “al-sholatu Jami’ah,” atau dapat juga melafalkan doa berikut:
صَلُّوْا سُنَّةَ لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ
“Shollu sunnata li ‘idil fitri rak’ataini jami’ah rahimakumullah”
Kedua, niat adalah hal yang sangat penting dalam ibadah. Niat adalah kesadaran yang terpatri dalam hati untuk melaksanakan ibadah dengan sepenuh hati. Niat untuk shalat Idul Fitri adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى
“Usholli rak’ataini sunnata li’idil fitri (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala”
Artinya:
“Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Ketiga, takbiratul ihram dilakukan seperti shalat biasa, namun setelah membaca doa iftitah, dianjurkan untuk mengucapkan takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua. Di antara takbir-takbir tersebut, kita dianjurkan untuk membaca kalimat berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu akbar kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw waashila
Artinya:
“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi maupun petang.”
Atau boleh juga membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallahi wal hamdulillahi wa la ilaha illallah wallahu akbar
Artinya:
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”
Keempat, setelah takbir, kita membaca Surat al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surat pendek. Selanjutnya, kita melakukan ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kembali, dan berdiri untuk rakaat kedua. Pada rakaat kedua, dianjurkan untuk mengucapkan takbir sebanyak lima kali. Di antara takbir-takbir tersebut, kita kembali membaca kalimat di atas. Setelah itu, lanjutkan dengan membaca Surat al-Fatihah, surat pendek, ruku’, dan seterusnya hingga salam.
Shalat Idul Fitri merupakan ibadah yang tidak hanya menghubungkan kita dengan Allah, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar sesama. Setelah menjalani satu bulan penuh berpuasa, umat Islam merayakan hari kemenangan dengan beribadah bersama, merasakan kebahagiaan dalam kebersamaan, dan saling berbagi kebaikan. Momen ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kedekatan dengan Allah dan harmoni dalam hubungan sosial.
Hari raya Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk merenung dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah. Bulan Ramadan mengajarkan kita untuk lebih sabar, menjaga diri dari godaan, dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Pada hari ini, umat Islam kembali merasakan kemenangan yang telah diperjuangkan selama sebulan penuh. Semoga dengan berlalunya Ramadan, kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih taat dalam menjalankan perintah Allah.
Hari kemenangan ini seharusnya menjadi titik balik bagi setiap muslim untuk lebih memperbaiki diri, baik dalam hal ibadah maupun dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Idul Fitri mengajarkan kita untuk bersyukur, memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman, dan sesama umat manusia. Semoga dengan berlalunya bulan suci ini, kita senantiasa diberkahi dan dijauhkan dari segala bentuk keburukan.