Zakat termasuk ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam yang mampu melaksanakannya. Setiap orang diwajibkan mengeluarkan zakat bila harta yang dimilikinya memenuhi kriteria zakat. Perintah mengeluarkan zakat ini disebutkan dalam al-Qur’an berbarengan dengan perintah shalat. Misalnya dalam al-Qur’an disebutkan:
وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ
“Dirikanlah shalat dan bayarlah zakat” (QS: al-Baqarah ayat 43)
Dalam ayat yang lain dijelaskan tujuan membayar zakat adalah untuk mensucikan harta dan sebagai penentram jiwa. Allah SWT berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’amu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.” (QS: al-Taubah ayat 103)
Imam al-Nawawi dalam al-Adzkar menjelaskan bahwa diwajibkan berniat pada saat membayar zakat. Kewajiban niat dalam zakat ini tak ubahnya seperti ibadah yang lain. Niat zakat itu diwajibkan dalam hati dan disunnahkan juga melafalkannya sembari memantapkan niat dalam hati.
Menurut Imam al-Nawawi dianjurkan bagi orang yang membayar zakat membaca doa:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Rabbana taqobbal minna, innaka antas sami’ul alim
“Ya Tuhan kami, terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Pendengar lagi Maha Mengetahui”.
Sementara bagi orang yang menerima zakat atau amil zakat dianjurkan pula membaca doa:
اَجَرَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَاجْعَلْهُ لَكَ طَهُوْرًا وَبَارَكَ فِيْمَا اَبْقَيْتَ
“Ajarakallahu fima a’thaita waj’alhu laka thahura wa Baraka fima abqaita”
“Semoga Allah membalas apa yang kamu berikan, menjadikan dirimu bersih, dan memberkati apa yang telah kamu berikan”