Sebuah film kolosal yang berjudul Padmavat menjadi bahan perbincangan hangat di India. Film yang diilhami oleh karya seorang sufi India bernama Malik Muhammad Jayasi Film ini dilarang karena menimbulkan beberapa demonstrasi yang berujung kekerasan. Namun pengadilan Tinggi India membatalkan larangan tersebut pada hari Kamis (18/01)
Film ini menceritakan tentang ratu Hindu abad ke 14 yang termasuk dalam kasta Rajput yang tinggi dan penguasa Muslim Alauddin Khilji. Bintang Bollywood Deepika Padukone dan Ranveer Singh memainkan peran utama. Film Padmavat telah memicu protes nasional oleh kelompok Hindu dan kasta
Kelompok Hindu dan sebuah organisasi kasta Rajput menuduh bahwa film tersebut, yang disutradarai oleh Sanjay Leela Bhansali, menggambarkan sebuah adegan romantis yang intim antara dua karakter tersebut, produser film menolak ini.Kasta ini membakar patung-patung dan ancaman telah ditujukan pada para aktor. Meski karakter fiktif, ratu Hindu Padmavati didewakan dan dianggap sebagai simbol kehormatan wanita di kalangan Rajput. Film ini telah untuk ditayangkan oleh Central Board of Film Certification (CBFC), namun Gujarat, Rajasthan, Madhya Pradesh dan Haryana memberlakukan larangan. “Bioskop adalah bagian tak terpisahkan dari kebebasan berbicara dan berekspresi,” kata Ketua Umum Dipak Misra. “Negara tidak bisa mengeluarkan pemberitahuan yang melarang pemutaran film,” tambahnya.
Pada bulan Desember, Central Board of Film Certification (CBFC) mengatakan kepada media setempat bahwa pihaknya tidak meminta pemotongan apapun. Tapi itu merekomendasikan mengubah nama film dari Padmavati ke Padmavat, setelah puisi epik abad ke-16 dengan nama yang sama.
Sebenarnya film ini diambil dari sebuah puisi epik karya penyair sufi Malik Muhammad Jayasi yang ditulis tahun 1540 dalam bahasa Hindustan Awadhi. Di dalamnya memuat syair tentang kisah pengepungan bersejarah Chittor oleh Alauddin Khalji (atau Khilji) dan penaklukannya terhadap Rani Padmini (atau Padmavati).